Selasa, 05 Oktober 2010

MAKALAH ULUMUL QURAN


BAB I
PENDAHULUAN
A      LATAR BELAKANG
Dengan adanya ilmu tafsir dalam Al-Qur’an, ilmu Tafsir menuntut kita untuk mengkaji secara jeli dan tepat tentang ilmu-ilmu Al-Qur’an. Untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan kitab suci itu, dibutuhkan perhatian khusus, pencurahan penuh dan pembahasan secara mendasar. Oleh kerena itu dengan hadirnya makalah yanag kami susun ini diharapkan para pembaca dapat memahami lebih jauh tentang ilmu-ilmu Tafsir agar bisa diterapkan dalam masyarakat.
B       RUMUSAN MASALAH
a.       Surah At-Tin 1-6
b.      Surat Al-A’raf 7 : 175-176
c.       Surat Al-Isra’ : 70
d.      Surat Al-Mukminun : 5
e.       Surat Ali - Imran 3:102
C      TUJUAN PEMBELAJARAN
Maksud diwujudkannya ilmu Tafsir adalah untuk mempermudah mentafsirkan ayat Al-Qur’an dalam amalan manusia, dalam situasi dan kondisi tertentu. Artinya manusia sebagai makkhluk sosial harus saling memahami dan mengenal antara sesama untuk saling memperbaiki dan saling menasehati menuju jalan yng benar.




BAB II
EKSISTENSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL – QUR’AN

A.    Surah At-Tin 1-6
Kesempurnaan Penciptaan Manusia
والتين والزيتون. وطورسينين. وهذاالبلد اللامين. لقد خلقنا الانسان فى احسن تقويم. ثم رددنه اسفل سافلين. الاالذين امنوا وعملواالصلحت فلهم اجر غيرممنون.
Artinya: Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun 2 Dan demi bukit Sinai, 3. Dan demi kota (Mekah) Ini yang aman,4. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .5. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),6. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
o   Syarah
Dalam ayat-ayat ini Allah menyuruh manusia supaya benar-benar memperhatikan nikmat karunia Allah swt. Untuk menambah kekuatan iman dan tauhid kepada kebesaran dan kekuasaan Allah swt. Yang tiada tara bandingannya. Kemudian dalam ayat-ayat ini Allah juga menyuruh kita memperhatikan buah yang kita makan untuk mengenal betapa besar nikmat karunia Allah swt. Dalam segala apa yang disediakan untuk kepentingan kebutuhan manusia, setelah menyebut makanan jasmani buah tin dan zaitun maka mengingatkan kepada wahyu yang diturunkan Allah di atas bukit Thur sina dan kota Mekkah yang keduanya merupakan perlengkapan hajat kebutuhan manusia sebagai makhluk yang terdiri, dari jasmani dan rohani. Bila makanan jasmani sudah terpenuhi maka jangan lupa makanan rohani lebih penting bahkan lebih utama, sebab kepentingan jasmani dalam hidup sementara sedang kepentingan sedang kepentingan rohani untuk kehidupan yang kekal abadi selanjutnya. Karena itu Allah mengingatkan bahwa Allah telah menciptakan manusia dalam kejadian yang seindah-indahnya, cantik, tampan, dan gagah perkasa, tetapi kemudian terjerumus dalam lembah kehinaan yang serendah-rendahny, kecuali orang tetap beriman, patuh, taat, dan Islam menyerah kepada Allah maka merekalah yang akan tetap mulia bahkan mendapat tempat kedudukan di sisi Allah dengan segala pahala dan kesenangan, kepuasan, kenikmatan yang tidak terbatas.
o   Kosa Kata :
·         Asfala Kata asfala adalah bentuk superlatif dari kata as-sufl, as-safl, as-sufalah/as-safalah. Dalam bahasa Arab, kata asfala dan bermakna rendah, antonym tinggi. Dengan demikian asfala berarti paling rendah, tetapi kemudian maknanya berkembang dalam bentuk metafor yang menunjukan kerendahan martabat dan kehinaan.
Dalam Al-quran ditemukan setidaknya tiga makna kata asfal;
1. Paling bawah.
2. Paling merugi.
3. Paling hina.
·         Jika dikaitkan dengan sebelumnya (summa radadnahu), maka kedudukannya adalah untuk menggambarkan keadaan saat manusia dikembalikan, yaitu dikembalikan ke tempat (neraka) yang paling rendah dan hina).
·         Ikrimah dan Qatadah, memahami ayat tersebut dengan pengembalian kepada keadaan lemah dan bentuk yang tidak lagi bagus karena lanjut usia, setelah sebelumnya tercipta dalam bentuk sebaik-baiknya.
o   Tafsir
a. Manusia yang paling baik dan sempurna kejadiannya itu akan menjadi tidak berguna bila tidak dijaga pertumbuhannya dan tidak dipelihara kesehatannya. Manusia yang paling sempurna rohaninya itu akan menjadi jahat dan merusak di muka bumi ini bila tidak diberi agama dan pendidikan yang baik. Manusia yang lemah akan menjadi beban, dan manusia yang jahat akan merusak masyarakatnya. Akhirnya di akhirat ia akan masuk neraka. Dengan demikian manusia itu akan menjadi makhluk terhina.
b. Yang terhindar dari kehinaan itu adalah orang-orang yang beriman dan berbuat baik. Manusia yang memiliki sikap hidup yang didasarkan atas iman dan perbuatan baik itu akan memperoleh balasan dari Allah tanpa putus-putusnya. Iman dan perbuatan baiknya itu akan berbuah di dunia, berupa kesentosaan hidup baginya dan bagi masyarakatnya, dan kebahagian hidup di akhirat di dalam surga.
o   Pesan
a. Manusia yang paling sempurna kejadiaannya itu bisa berubah menjadi manusia yang rusak dan menjadi beban bagi masyarakat bila jasmaninya tidak dibina dan kesehatannya tidak dipelihara.
b. Manusia yang tersempurna rohaninya itu akan merusak masyarakat bila tidak diberi agama dan pendidikan yang paling baik. Akhirnya di akhirat ia akan masuk neraka, dan karena itu menjadi makhluk terhina.
c.  Tolak ukur kemuliaan adalah iman dan buku iman itu yaitu perbuatan baik.

B.    Surat Al-A’raf 7 : 175-176
Perumpamaan Manusia Yang Mandustakan Ayat-Ayat Allah
واتل عليهم نبأالذى ءاتيناه ءايتنا فانسلخ منها فأتبعه الشيطان فكان من الغاوين. ولو شئنا لرفعنه أخلد الى الارض واتبع هوىه فمثله كمثل الكلب إن تحمل عليه يلهث او تتلقه يلهث ذالك مثل القوم الذين كذبوا بئايتنا فاقصص القصص لعلهم يتفكرون.
Artinya: “175. Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang Telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), Kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat, 176. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
o   Kosa Kata :
Perumpamaan bagaikan anjing, artinya bagaikan anjing yang selalu mengulurkan lidahnya dalam segala hal, selalu menjilat-jilatdan tidak berguna baginya iman dan pengetahuannya.
o   Tafsir
Allah memberikan perumpamaan orang yang hina ini, yang Allah datngkan ayat-ayat-Nya, lalu ia melepaskan diri dari ayat-ayat Allah, (diumpamakan) dengan seekor anjing. Tidaklah kehinaan anjing itu membuat Allah enggan dengan memberikan perumpamaan dengannya. Demikian juga Allah memberikan perumpamaan dengan seekor lalat pada surah Al-hajj 22 : 73, perumpamaan dengan rumah laba-laba pada surat Al-ankabuut 29 : 41, perumpamaan dengan seekor keledai pada surat Al-Jumu’ah 62 : 5. Ayat ini diturunkan menceritakan kepada kita kisah Bal’am, untuk mengingatkan kepada kita bahwa meskipun seorang itu sudah mencapai ilmu yang sangat tinggi sebagaimana yang dicapai oleh para Nabi tetapi lalu ia maksiat condong kepada dunia, maka akhirnya bernasib sebagaimana Bal’am yang disebut oleh Allah : Famatsaluhu kamatsalil kalbi in tahmil alaihi yalhats atau tatrukhu yalhats. Orang itu contohnya bagaikan anjing yang selalu mengulurkan lidahnya dalam segala hal, selalu menjilat-jilat dan tidak berguna baginya segala peringatan, ancaman, dan nasihat, tidak berguna baginya iman dan pengetahuannya. Karena itulah ayat ditutup dengan kalimat : Faqshusil qashasha la’allahum yatafakkarun: Ikutilah kisah ini supaya mereka berpikir dan memperhatikan.
o   Pesan
Wahai manusia, mawas diri dan berhati-hatilah dengan duniamu dan janganlah kamu terlena dengannya sehingga terjadi seperti itu.
C.    Surat Al-Isra’ : 70
Manusia Makhluk Yang Dimuliakan Allah
ولقد كرمنا بنى ءادم وحملنهم فى البر والبحر ورزقنهم من الطيبت وفضلنهم على كثير ممن خلقنا تفضيلا.
Artinya: “Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan”

o   Kosa Kata :
·         Karramna  Kata karramna diambil dari akar kata karaman yang berarti kemuliaan Karaman yang berarti Kami (Allah) telah memuliakan. Adanya tasydid pada lafaz karrama menunjukkan banyaknya kemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia, adalah anugerah berupa keistimewaan yang sifatnya internal. Dalam konteks ayat ini, manusia dianugerahi Allah keistimewaan yang tidak dianugrahkan kepada selainnya dan itulah yang menjadikan manusia mulia serta harus dihormati, walaupun ia telah menjadi mayat. Darah, harta, dan kehormatan manusia tidak boleh dialirkan dan dirampas begitu saja. Semuanya harus dihormati dan dimuliakan.

o   Tafsir
a.       Allah memuliakan Bani Adam yaitu manusia dari makhluk-makhluk yang lain, baik malaikat, jin, semua jenis hewan, dan tumbuh-tumbuhan, kelebihan manusia dari makhluk-makhluk yang lain berupa fisik maupun non fisik.
Selain diberi panca indra yang sempurna, manusia juga diberi hati yang berfungsi untuk menimbang dan membuat keputusan. Firman Allah :
Artinya : ”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.”
Meskipun demikian, banyak manusia yang tidak menyadari akan ketinggian derajatnya sehingga tidak melaksanakan fungsinya sebagaimana disebutkan dalam firman Allah ta’ala ;
Artinya ; ” Dan sungguh, akan Kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak bahkan lebih sesat lagi.”

o   Pesan
a.  Ingatlah!! Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang paling mulia di antara kebanyakan makhluk-Nya karena mereka memiliki akal, rupa yang indah, dan bentuk badan yang serasi.
b. Ingatlah!! pada hari perhitungan, manusia akan dihimpun dengan membawa kitab masing-masing yang memuat catatan yang lengkap mengenai amal mereka.
c.  Ingatlah!! orang yang ketika hidup di dunia tidak mau menggunakan akalnya untuk memperhatkan tanda-tanda kekuasaan Allah, akan menjadi orang yang buta hatiny. Di akhirat, mereka akan mengalami keadaan yang sama, bahkan mereka lebih buta dan tidak dapat mencari jalan yang bisa menyelamatkan mereka dari siksaan api negara.
D. Surat Al-Mukminun : 5
Manusia Menjaga Kemaluan Dari Perbuatan Keji
والذين هم لفرو جهم حفظون
Artinya : ”Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.”
o   Kosa Kata :
·         Hafizhun terambil dari kata ( حفظ)hifz yang antara lain berarti memelihara
atau menahan. Yang dimaksud adalah memelihara kemaluan sehingga tidak digunakan pada tempat dan waktu yang tidak dibenarkan agama, serta menahannya sehingga selalu terawasi dan tidak tergelincir dalam keburukan. Bahkan boleh jadi pemeliharaan ini meluas maknanya sehingga mencakup tuntunan Nabi saw. Agar memelihara calon pasangan yang tepat dan baik, tidak hanya berdasar kecantikan dan ketampanan saja. Kata (
فروج ) furuj adalah jamak dari kata ( فرج ) farj yang pada mulanya dimaksudkan dalam arti segala yang buruk diucapkan pada pria atau wanita. Dari sini kata tersebut biasa diterjemahkan dengan alat kelamin.
o   Tafsir
Dalam ayat ini Allah menerangkan sifat kelima dari orang mukmin yang berbahagia, yaitu suka menjaga kemaluannya dari setiap perbuatan keji seperti berzina, mengerjakan pekerjaan kaum luth (homoseksual), onani, dan sebagainya. Bersenggama yang diperbolehkan hanya dengan istri yang telah dinikahi dengan sah atau dengan jariahnya (budak perempuan) yang diperoleh dari jihad fisabilillah, karena mereka dalam hal ini tidak tercela.
Akan tetapi, barang siapa yang berbuat di luar yang tersebut itu, mereka itulah orang-orang yang melampau batas. Dalam ayat ini dan yang sebelumnya Allah menjelaskan bahwa kebahagiaan seorang hamba Allah itu tergantung kepada pemeliharaan kemaluannya dari berbagai penyalahgunaan supaya tidak termasuk orang yang tercela dan melampaui batas. Menahan ajakan, hawa nafsu, jauh lebih ringan dari pada menanggung akibat dari perbuatan zina itu. Allah telah memerintahkan Nabi-Nya supaya menyampaikan perintah itu kepada umatnya, agar mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.
o   Pesan
Jagalah kemaluan kalian selama hidup di dunia, janganlah berhubungan badan melainkan hanya dengan istri. Hindari sesuatu yang menimbulkan dampak negatife dari dorongan penyaluran seksual secara tidak sah. Dari segi sosial zina dapat berakibat tidak diketahuinya asal keturunan anak secara pasti. Sedangkan dari segi kesehatan fisik, efek negatif zina antara lain dapat mengakibatkan penyakit gonore, spilis (raja singa) dan luka, dll.



E.     Surat Ali - Imran 3:102
Manusia Yang Paling Mulia di Hadapan Allah
ياايها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته. ولا تموتن الا وانتم مسلمون
Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam

o   Kosa Kata :
At-Tuqah Artinya taqwa, sama dengan kata At-Taudah, yang berasal dari kata Itta’ada
(perlahan-lahan).
o   Tafsir
Wajib bagi kamu bertaqwa dengan benar kepada Allah dengan cara melaksanakan
Janganlah kamu sekali-kali mati melainkan jika kamu benar-benar dalam keadaan ikhlas kepada Allah, tidak menjadikan sekutu bagi-Nya dengan siapa pun. Dengan kata lain janganlah kamu berperangai selain dari Islam, bila kamu kedatangan ajalmu.
o   Pesan
Tetaplah kamu dalam Islam peliharalah kewajiban-kewajibannya, dan tinggalkanlah larangan-larangan sampai mati.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
ü  Allah menyuruh manusia supaya benar-benar memperhatikan nikmat karunia Allah swt.
ü  Wahai manusia, mawas diri dan berhati-hatilah dengan duniamu dan janganlah kamu terlena dengannya
ü  Allah memuliakan Bani Adam yaitu manusia dari makhluk-makhluk yang lain
ü  Jagalah kemaluan kalian selama hidup di dunia, janganlah berhubungan badan melainkan hanya dengan istri.
ü  Tetaplah kamu dalam Islam peliharalah kewajiban-kewajibannya, dan tinggalkanlah larangan-larangan sampai mati.

B.     Saran
Mengingat manusia tidak luput dari kesalahan, makalah yang kami susun inipun masih banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dari masyarakat pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kepada Dosen pengajar diharapkan bimbingan lebih untuk mengingatkan mutu dan kwalitas mahasiswa PAI pada khususnya didalam mengembangkan ilmu tafsir demi terwujudnya hubungan mahasiswa dengan masyarakat.





DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI (DEPAG). Al-Quran dan Tafsirnya. Jakarta : DEPAG, 2006.
Syaikh.Asy-Syanqithi, Tafsir Adhwa’ul bayan ; penerjemah, Bari, Rivai, Muhammad. Jakarta : Pustaka-Azzam, 2007.
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran. Jakarta : Lentera Hati, 2002.
M. Mutawali Sya’rawi, Terj. Tafsir Sya’rawi. Penerjemah, Ikatan Alumni Universitas al- Azhar Mesir di Medan. Jilid kedua. Jakarta : PT. Ikrar Mandiriabadi, 2005.
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terj. Tafsir Al-Maragi. Penerjemah, Bahrun Abu Bakar, Lc. Dan Drs. Hery Noer Aly. Juz IV. Semarang : CV. Toha Putra Semarang, 1993.
Ibnu Katsier, Terj. Tafsir Ibnu Katsier. Penerjemah, H. Salim Bahreisy dan H. Said Bahreisy. Surabaya : PT. Bina Ilmu, 2004.

Jumat, 06 Agustus 2010

MAKALAH SOSIOLOGI


BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial, yang selalu berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Kajian sosiologi pendidikan menekankan implikasi dan akibat sosial dari pendidikan dan memandang masalah-masalah pendidikan dari sudut totalitas lingkup sosial kebudayaan, politik dan ekonomisnya bagi masyarakat. Apabila psikologi pendidikan memandang gejala pendidikan dari konteks perilaku dan perkembangan pribadi, maka sosiologi pendidikan memandang gejala pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat. Dilihat dari objek penyelidikannya sosiologi pendidikan adalah bagian dari ilmu sosial terutama sosiologi dan ilmu pendidikan yang secara umum juga merupakan bagian dari kelompok ilmu sosial. Sedangkan yang termasuk dalam lingkup ilmu sosial antara lain: ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu pendidikan, psikologi, antropologi dan sosiologi. Dari sini terlihat jelas kedudukan sosiologi dan ilmu pendidikan.
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan telah memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang, metode dan susunan pengetahuan yang jelas. Objek penelitiannya adalah tingkah laku manusia dan kelompok. Sudut pandangnya memandang hakikat masyarakat, kebudayaan dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuannya terdiri dari atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi. Dengan segala keunikan yang dimiliki oleh sosiologi pendidikan, kali ini kami selaku pemakalah akan membahas pengertian, ruang lingkup, sejarah, dan tujuan dan kegunaan sosiologi pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Secara harfiah atau etimologi (definisi nominal), Sosiologi berasal dari bahasa Latin: Socius = teman, kawan, sahabat, dan logos = ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut terminologi, definisi Sosiologi berdasarkan para pakar adalah sebagai berikut:
a.         sosiologi adalah studi tentang hubungan antara manusia (human relationship). (Alvin Bertrand)
b.         sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis. (Mayor Polak)
c.         sosiologi adalah ilmu masyarakat umum. (P.J. Bouwman)
d.        sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. (Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi).
Jadi kami selaku pemakalah dapat menyimpulkan bahwa sosiologi itu adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu interaksi seseorang dengan orang lain dan lingkungan masyarakat. Sekarang bagaimana dengan pengertian sosiologi pendidikan itu sendiri?
Mengenai pertanyaan diatas ada dua pendapat, yaitu:
1.      Menurut Prof. Dr. S. Nasution, MA. Mengatakan bahwa memberikan definisi sosiologi pendidikan tidak mudah. Para ahli pendidikan dan ahli sosiologi telah berusaha untuk memberikan definisi sosiologi pendidikan, namun definisi-definisi itu kebanyakan tidak terpakai oleh orang lapangan. Kesukaran untuk memperoleh definisi yang mantap tentang sosiologi pendidikan antara lain disebabkan:
a)      sukarnya membatasi bidang studi di antara bidang pendidikan dan bidang sosiologi.
b)      kurangnya penelitian dalam bidang ini, dan
c)      belum nyatanya sumbangannya kepada pendidikan umumnya dan pendidikan guru khususnya.
2.      Pendapat yang kedua, para ahli memberikan pengertiannya, yaitu:
a)      Menurut F.G. Robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya dengantata sosial masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses perkembangan kepribadian,dan hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan.
b)      Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya ”Dictionary of Sociology” dikatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Jadi ia tergolong applied sociology.
c)      Menurut Prof. DR S. Nasution,M.A., Sosiologi Pendidikana dalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.
d)     Menurut F.G Robbins dan Brown, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasi pengalaman. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
e)      Menurut E.G Payne, Sosiologi Pendidikan ialah studi yang komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapkan.
f)       Menurut Drs. Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
Dari beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis.
B. Ruang Lingkup
Berbicara mengenai ruang lingkup sosiologi pendidikan, hal ini tidak terlepas dari masyarakat. Oleh karena itu sosiologi disebut juga sebagai Ilmu Masyarakat atau Ilmu yang membicarakan masyarakat. Berikut kami akan tampilkan secara sistematis mengenai ruang lingkup pembahasan sosiologi sebagai berikut:
1.      Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat.
Dalam kategori ini terdapat antara lain masalah-masalah sebagai berikut:
a.   fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b.   hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan system kekuasaan
c.   fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau usaha mempertahankan status quo.
d.   hubungan pendidikan dengan sistem tingkat atau status sosial
e.   fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural dan sebagainya.
2.  Hubungan antar-manusia di dalam sekolah
Lapangan kedua ini menganalisis struktur sosial di dalam sekolah, pola kebudayaan di dalam sistem sekolah menunjukkan perbedaan dengan apa yang terdapat di dalam masyarakat di luar sekolah. Di dalam bidang ini dapat dipelajari:
a.   hakikat kebudayaan sekolah sejauh ada perbedaannya dengan kebudayaan di luar sekolah.
b.   pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi berbagai hubungan antara berbagai unsur di sekolah, kepemimpinan dan hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola interaksi informal sebagai terdapat dalam clique serta kelompok-kelompok murid lainnya.
3. Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah
Dalam bidang ini diutamakan aspek proses pendidikan itu sendiri. Di sini kita analisis kepribadian dan kelakuan guru, murid dan lain-lain atas pengaruh partisipasi dalam keseluruhan sistem pendidikan.
4. Sekolah dalam masyarakat
Di sini dianalisis pola-pola interaksi antara sekolah dengan kelompok-kelompok sosial lainnya dalam masyarakat disekitar sekolah. Antara lain dapat dipelajari:
a.       pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah
b.      analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam masyarakat luar sekolah
c.       hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan
d.      faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat bertalian dengan organisasisekolah, yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya di dalam keseluruhan kehidupan masyarakat.
Sedangkan menurut Drs. Ary H. Gunawan mengatakan bahwa ruang lingkup kajian sosiologi adalah sebagai berikut:
a.       struktur sosial adalah jalinan dari seluruh unsur-unsur social
b.        unsur-unsur sosial, yang pokok adalah norma/kaidah sosial, lembaga sosial, kelompok sosial, dan lapisan sosial.
c.         proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.
d.        perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, seperti nilai, sikap, dan sebagainya.
Jadi kami selaku pemakalah menyimpulkan bahwa ruang lingkup sosiologi pendidikan adalah
  • Objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia tersebut didalam masyarakat.
  • Jadi pada dasarnya sosiologi mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya.
  • Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-usul pertumbuhannya serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotannya.
C. Sejarah Sosiologi Pendidikan
Sejak manusia dilahirkan di dunia ini, secara sadar maupun tidak, sesungguhnya ia telah belajar dan berkenalan dengan hubungan-hubungan social yaitu hubungan antara manusia dalam masyarakat. Hubungan sosial out dimulai dari hubungan antara anak dengan orang tua kemudian meluas hingga ketetangga.
Dalam hubungan sosial tersebut terjadilah proses pengenalan dan proses pengenalan tersebut mencakup berbagai budaya, nilai, norma dan tanggung jawab manusia, sehingga dapat tercipta corak kehidupan masyarakat yang berbeda-beda dengan masalah yang berbeda pula.
Sosiologi ini dicetuskan oleh Aguste Comte maka dari itu dia dikenal sebagai bapak sosiologi, ia lahir di Montpellier tahun 1798. Ia merupakan seorang penulis kebanyakan konsep, prinsip dan metode yang sekarang dipakai dalam sosiologi berasal dari Comte. Comte membagikan sosiologi atas statika social dan dinamika social dan sosiologi mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1.   Bersifat empiris yaitu didsarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2.   Bersifat teoritis yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dan hasil observasi.
3.    Bersifat kumulatif yaitu teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang ada kemudian diperbaiki, diperluas dan diperhalus
4.    Bersifat nenotis yaitu tidak mempersoalkan baik buruk suatu fakta tertentu tetapi untuk menjelaskan fakta tersebut.
Comite mengatakan bahwa tiap-tiap cabang ilmu pengetahuan manusia mesti melalui tiga tahapan perkembangan teori secara berturut-turut yaitu keagamaan atau khayalan, metafisika atau abstrak dan saintifik atau positif.
Setelah selesai perang dunia II, perkembangan masyarakat berubah secara drastis dimana masyarakat dunia mengingnkan adanya perubahan dalam menyahuti perkembangan dan kebutuhan baru terhadap penyesuaian perilaku lembaga pendidikan. Oleh karena itu disiplin sosiologi pendidikan yang sempat tenggelam dimunculkan kembali sebagai bagian dari ilmu-ilmu penting dilembaga pendidikan.
Menurut pendapat Drs. Ary H. Gunawan, bahwa sejarah sosiologi pendidikan terdiri dari 4 fase, yaitu:
a.    fase pertama, dimana sosiologi sebagai bagian dari pandangan tentang kehidupan bersama filsafat umum. Pada fase ini sosiologi merupakan cabang filsafat, maka namanya adalah filsafat sosial.
b.   Dalam fase kedua ini, timbul keinginan-keinginan untuk membangun susunan ilmu berdasarkan pengalaman-pengalaman dan peristiwa-peristiwa nyata (empiris). Jadi pada fase ini mulai adanya keinginan memisahkan diri antara filsafat dengan sosial.
c.   sosiologi pada fase ketiga ini, merupakan fase awal dari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Orang mengatakan bahwa Comte adalah “bapak sosiologi”, karena ialah yang pertama kali mempergunakan istilah sosiologi dalam pembahasan tentang masyarakat.
Sedangkan Saint Simon dianggap sebagai “perintis jalan” bagi sosiologi. Ia bermaksud membentuk ilmu yang disebut “Psycho-Politique”.
Dengan ilmu tersebut Saint Simon dan juga Comte mengambil rumusan dari Turgot (1726-1781) sebagai orang yang berjasa terhadap sosiologi, sehingga sosiologi menjadi tumbuh sendiri.
d.   pada fase yang terakhir ini, ciri utamanya adalah keinginan untuk bersama-sama memberikan batas yang tegas tentang obyek sosiologi, sekaligus memberikan pengertian-pengertian dan metode-metode sosiologi yang khusus. Pelopor sosiologi yang otonom dalam metodenya ini berada pada akhir abad 18 dan awal 19 antara lain adalah Fiche, Novalis, Adam Muller, Hegel, dan lain-lain.
D. Tujuan dan Kegunaan Sosiologi
Francis Broun mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan memperhatikan pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu memproleh dan mengorganisasi pengalamannya. Sedang S. Nasution mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah Ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk memproleh perkembangan kepribadian individu yang lebih baik. Dari kedua pengertian dan beberapa pengertian yang telah dikemukakan dapat disebutkan beberapa konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan, yaitu sebagai berikut:
  1. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini harus diperhatiakan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak. Misalnya, anak yang terdidik dengan baik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa/tua akan cendrung menjadi manusia yang religius pula. Anak yang terdidik dalam keluarga intelektual akan cendrung memilih/mengutamakan jalur intlektual pula, dan sebagainya.
  2. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan kemajuan social. Banyak orang/pakar yang beranggapan bahwa pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan masyarakat, karena dengan memiliki ijazah yang semakin tinggi akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi pula (serta penghasilan yang lebih banyak pula, guna menambah kesejahteraan social). Disamping itu dengan pengetahuan dan keterampilan yang banyak dapat mengembangkan aktivitas serta kreativitas social.
  3. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan dalam masyarakat. Berdirinya suatu lembaga pendidikan dalammasyarakat sering disesuaikan dengan tingkatan daerah di mana lembaga pendidikan itu berada. Misalnya, perguruan tinggi bisa didirikan di tingkat propinsi atau minimal kabupaten yang cukup animo mahasiswanya serta tersedianya dosen yang bonafid.
  4. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis partisipasi orang-orang terdidik/berpendidikan dalam kegiatan social. Peranan/aktivitas warga yang berpendidikan / intelektual sering menjadi ukuan tentang maju dan berkembang kehidupan masyarakat. Sebaiknya warga yang berpendidikan tidak segan- segan berpartisipasi aktif dalam kegiatan social, terutama dalam memajukan kepentingan / kebutuhan masyarakat. Ia harus menjadi motor penggerak dari peningkatan taraf hidup social.
  5. Sosiologi pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan pendidikan. Sejumlah pakar berpendapat bahwa tujuan pendidikan nasional harus bertolak dan dapat dipulangkan kepada filsafat hidup bangsa tersebut. Seperti di Indonesia, Pancasila sebagai filsafat hidup dan kepribadian bangsa Indonesia harus menjadi dasar untuk menentukan tujuan pendidikan Nasional serta tujuan pendidikan lainnya. Dinamika tujuan pendidikan nasional terletak pada keterkaitanya dengan GBHN, yang tiap 5 (lima) tahun sekali ditetapkan dalam Sidang Umum MPR, dan disesuaikan dengan era pembangunan yang ditempuh, serta kebutuhan masyarakat dan kebutuhan manusia.
  6. Menurut E. G Payne, sosiologi pendidikan bertujuan utama memberi kepada guru- guru (termasuk para peneliti dan siapa pun yang terkait dalam bidang pendidikan) latihan – latihan yang efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan sumbangannya secara cepat dan tepat kepada masalah pendidikan. Menurut pendapatnya, sosiologi pendidikan tidak hanya berkenaan dengan proses belajar dan sosialisasi yang terkait dengan sosiologi saja, tetapi juga segala sesuatu dalam bidang pendidikan yang dapat dianalis sosiologi. Seperti sosiologi yang digunakan untuk meningkatkan teknik mengajar yaitu metode sosiodrama, bermain peranan (role playing) dan sebagainya.dengan demikian sosiologi pendidikan bermanfaat besar bagi para pendidik, selain berharga untuk mengalisis pendidikan, juga bermanfaat untuk memahami hubungan antara manusia di sekolah serta struktur masyarakat. Sosiologi pendidikan tidak hanya mempelajari masalah – masalah sosial dalam pendidikan saja, melainkan juga hal – hal pokok lain, seperti tujuan pendidikan, bahan kurikulum, strategi belajar, sarana belajar, dan sebagainya. Sosiologi pendidikan ialah analisis ilmiah atas proses sosial dan pola- pola sosial yang terdapat dalam sistem pendidikan.
Jika dilihat zaman peradaban yunani pada masa Plato (427-327 BC), pendidikannya lebih mengutamakan penciptaan manusia sebagai pemikir, kemudian sebagai ksatria dan penguasa. Pada zaman Romawi, seperti masa kehidupan Cicero (106-43 BC), pendidikan mengutamakan penciptaan manusia yang hmanistis. Pada abad pertengahan, pendidikan mengutamakan menjadikan manusia sebagai pengabdi Khalik (baik versi Islam maupun versi Kristiani). Pada abad pertengahan (1600-an-1800-an), melahirkan teori Nativisme (Rousseau, 1712-1778), Empirisme oleh Locke (1632-1704) dan konvergensi oleh Stern (1871-1939). Semuanya cendrung kepada nilai individu anak sebagai manusia yang memiliki karakteristik yang unik.
Menurut Nasution ada beberapa konsep tentang tujuan Sosiologi Pendidikan, antara lain sebagai berikut: (1) analisis proses sosiologi (2) analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat, (3) analisis intraksi social di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat, (4) alat kemajuan dan perkembangan social, (5) dasar untuk menentukan tujuan pendidikan, (6) sosiologi terapan, dan (7) latihan bagi petugas pendidikan.
Konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan di atas menunjukkan bahwa aktivitas masyarakat dalam pendidikan merupakan sebuah proses sehingga pendidikan dapat dijadikan instrument oleh individu untuk dapat berintraksi secara tepat di komunitas dan masyarakatnya. Pada sisi yang lain, sosiologi pendidikan akan memberikan penjelasan yang relevan dengan kondisi kekinian masyarakat, sehingga setiap individu sebagai anggota masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan berbagai fenomena yang muncul dalam masyarakatnya.
Tujuan sosiologi pendidikan pada dasarnya untuk mempercepat dan meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, sosiologi pendidikan tidak akan keluar darim upaya-upaya agar pencapaian tujuan dan fungsi pendidikan tercapai menurut pendidikan itu sendiri. Secara universalm tujuan dan fungsi pendidikan itu adalah memanusiakan manusia oleh manusia yang telah memanusia. Itulah sebabnya system pendidikan nasional menurut UUSPN No. 2 Tahun 1989 pasal 3 adalah “ untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujaun nasional”. Menurut fungsi tersebut jelas sekali bahwa pendidikan diselenggarakan adalan: (1) untuk mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, (2) meningkatkan mutu kehidupan manusia Indonesiam (3) meningkatkan martabat manusia Indonesia, (4) mewujudkan tujuan nasional melalui manusia-masusia Indonesia. Oleh karena itu pendidikan diselenggarakan untuk manusia Indonesia sehingga manusia Indonesia tersebut memiliki kemampuan mengembangkan diri,mmeningkatkan mutu kehidupan, meninggikan martabat dalam ragka mencapai tujuan nasional.
Kegunaan atau faedah sosiologi untuk kehidupan sehari-hari, yaitu:
1.    Untuk pekerjaan sosial, sosiologi memberikan gambaran/pengertian tentang berbagai problem sosial, sehingga dapat dicari solusinya secara tepat dan akurat.
2.   Untuk pembangunan pada umumnya, sosiologi memberikan pengertian tentang masyarkat secara luas, sehingga dengan gambaran tersebut para perencana.









BAB III
KESIMPULAN
Untuk memudahkan para audiens dalam memahami makalah kami ini, berikut kami akan merangkum sejumlah isi makalah kami secara ringkas dan padat, yaitu:
1.    Sosiologi ialah pengetahuan yang mempelajari hubungan sosial antara sesama manusia (individu dan individu), antara individu dengan kelompok, serta sifat perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga dan ide-ide sosial.
2.   Latar belakang timbulnya sosiologi pendidikan ialah disebabkan karena masyarakat mengalami perubahan sosial yang cepat. Perubahan sosial itu menimbulkan cultural lag. Cultural lag ini merupakan sumber masalah sosial dalam masyarakat. Masalah sosial itu di alami oleh dunia pendidikan. Lembaga pendidikan tidak mampu mengatasinya kemudian ahli sosiologi menyumbangkan pemikiran-pemikirannya untuk memecahkan masalah itu, maka lahirlah sosiologi pendidikan.
3.   Tujuan sosiologi pendidikan pada dasarnya untuk mempercepat dan meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, sosiologi pendidikan tidak akan keluar darim uapaya-upaya agar pencapaian tujuan dan fungsi pendidikan tercapai menurut pendidikan itu sendir




DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Muhammad,Drs,H, Sosiologi Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung. 2000
Suparta, Munzier, Sosiologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo, persada. 2002