Senin, 28 November 2011

MAKALAH TAFSIR TARBAWI


BAB I
PENDAHULUAN
A      LATAR BELAKANG
Dengan adanya ilmu tafsir dalam Al-Qur’an, ilmu Tafsir menuntut kita untuk mengkaji secara jeli dan tepat tentang aspek pendidikan yang terkandung dalam rukun iman pada kehidupan akahirat. Untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan tersebut, dibutuhkan perhatian khusus, pencurahan penuh dan pembahasan secara mendasar. Oleh kerena itu dengan hadirnya makalah yanag kami susun ini diharapkan para pembaca dapat memahami lebih jauh tentang aspek pendidikan yang terkandung dalam rukun iman pada kehidupan akahirat agar bisa diterapkan dalam masyarakat.
B       RUMUSAN MASALAH
a.       SURAH AL-QAF AYAT 19-23
b.      SURAT AL-A’LA AYAT 14-17
c.       SURAT AL-HADID AYAT 20
C      TUJUAN PEMBELAJARAN
Maksud diwujudkannya ilmu Tafsir adalah untuk mempermudah mentafsirkan ayat Al-Qur’an dalam amalan manusia, dalam situasi dan kondisi tertentu. Artinya manusia sebagai makkhluk tuhan harus mengaflikasikan dalam proses pendidikan.






BAB II
ASPEK PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG
DALAM RUKUN IMAN PADA KEHIDUPAN AKAHIRAT

A.    Surah Al-Qaf Ayat 19-23
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ () وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ () وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ () لَقَدْ كُنْتَ فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ () وَقَالَ قَرِينُهُ هَذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ
Artinya : Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya, itulah yang kamu lari darinya, dan ditiuplah sangkakala. itulah hari terlaksananya ancaman. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan malaikatpengiring dan malaikat penyaksi. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari hal ini, maka kami singkapkan darimu tutupan yang menutupi matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. dan yang menyertai dia berkaata “inilah catatan amalnya yang tersedia pada sisiku”.
·         Tafsir Ayat
Al-Maraghi lebih lanjut mengatakan bahwa ayat yang berbunyi:
o   وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ  Maksudnya bahwa sakaratul maut yang pada umumnya manusia berusaha keras menghindarinya kini datang juga tanpa dapat dihindari lagi.
o   وَنُفِخَ فِي الصُّورِ  maksudnya adalah bahwa pada saat sangkakala ditiup pada tiupan yang pertama, maka itulah masa yang keadaannya amat dahsyat, yaitu saat di mana Allah menjanjikan balasan siksa bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah.
o    وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَعَهَا maksudnya adalah bahwa pada saat manusia datang menghadap Tuhannya disertai malaikat yang mengiringi (Saiq), dan malaikat yang menjadi saksi (syahid). Malaikat ini memberi kesaksian terhadap amal perbuatan yang dilakukan manusia selama masa hidupnya di dunia.
o    وَقَالَ قَرِينُهُ هَذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ menginformasikan bahwa adanya malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia, kematian yang akan menjemputnya dan kehidupan akhirat yang akan dijalaninya sering dilupakan.
·         Pengertian Secara Ijmal
Di dalam tafsir al-Maraghi dijelaskan bahwa ayat-ayat tersebut menginformasikan bahwa Tuhan mengetahui sesuatu yang bergetar dan tergores dalam hati manusia, dan Tuhan secara rohaniah lebih dekat dengan manusia daripada urat lehernya. Pada ayat tersebut juga dijelaskan bahwa setiap amal perbuatan manusia senantiasa dicatat dua malaikat yang berada di sebelah kanan dan di sebelah kiri.
Dari pengelompokkan tersebut dapat diketahui bahwa ayat 19 hingga 23 surat Qaf tersebut berhubungan dengan pembicaraan di sekitar niat, ucapan dan amal perbuatan manusia yang selalu dipantau oleh Allah melalui malaikat-Nya. Hasil pemantauan tersebut selanjutnya dapat diketahui secara obyektif di akhirat nanti.
·         Isi Kandungannya
Hal demikian sejalan dengan pendapat Ibn Katsir yang mengatakan bahwa ayat dengan ayat tersebut Allah mengingatkan kepada manusia bahwa sakaratul maut itu akan datang dengan pasti, sehingga tidak ada keraguan dan kebimbangan sedikitpun. Dalam sebuah riwayat yang shahih disebutkan bahwa ketika maut datang menjemput Rasulullah SAW, beliau mengusap keringat dari wajahnya dan berkata; “Subhanallah Inna Lil Mauti Lasakaratun” Mahasuci Allah, sesungguhnya sakaratul maut itu ada pada setiap orang yang akan meninggal.
Hal-hal yang dilupakan semasa hidup di dunia ini, pada saat itu tampak jelas terlihat dan disaksikan oleh mata kepalanya sendiri, dan kelupaan tersebut kini sudah tersingkap.Di hari akhirat nanti tidak ada lagi hal-hal yang dapat dilupakan.Hal ini disebabkan karena sifat lupa itu merupakan watak dari jasmani atau fisik.
B.     Surat Al-A’la Ayat 14-17

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى () وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى () بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا () وَالْآَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى ( (
Artinya : sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat dengan tuhannya lalu dia shalat, tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal .”
·         Tafsir Mufrad
Di dalam tafsir al-maraghi dijelaskan sebagai berikut :
o   Aflaha artinya beruntung dan selamat dari siksaan di akhirat;
o    tadzakka artinya bersih dari kotoran dosa yang disebabkan menentang kebenaran dan keras hati.
o   Wadzakara asma rabbih artinya menyebutkan sifat-sifat Allah dalam hati, seperti tentang keagungan dan kehebatan-Nya.
o   fa shalla artinya merendahkan dan menundukan dirinya terhadap segala perintah Allah.
·         Pengertian Secara Ijmal
Jiwa yang bersih sebagaiman disebutkan pada ayat tersebut dapat dilakukan dengan keimanan kepada Allah serta menolak kenusyrikan, serta membenarkan terhadap segala yang dibawa oleh Rasulullah SAW disertai amal salih. Sedangkan menyebut nama Allah lalu mengerjakan shalat, maksudnya adalah menghadirkan sifat-sifat keagungan dan kesempurnaan Allah di dalam hati sanubari, kemudian patuh dan tunduk terhadap keagungan dan kehebatannya.
Seseorang yang menyebut nama Tuhan-nya dan mengagungkannya di dalam hati, serta takut dari ancamannya kemudian jiwanya penuh dengan rasa takut adalah termasuk orang yang imannya kokoh. Selanjutnya orang yang selalu benar terhadap apa yang dilakukannya, niscaya ia akan mengutamakan kehidupan akhirat dari pada kehidupan dunia. Hal yang demikian sejalan dengan pendapat akal yang sehat dan petunjak syara`.
Diketahui bahwa kehidupan akhirat bersifat kekal dan kenikmatannya tidak akan pernah sirna, tidak ada kekurangan dan cacat, sedangkan kehidupan duniawi akan sirna, terkena oleh kerusakan. Barangsiapa yang yang lebih mendahulukan kehidupan duniawi, dan mencintai perhiasan duniawi, berarti orang tersebut tidak membenarkan adanya kehidupan akhirat, atau keimanan orang tersebut tidak dapat melewati ucapannya, dan tidak sampai pada hatinya.Dengan demikian, balasan pahala sebagaimana dijanjikan bagi orang-orang yang beriman tidak sampai kepada orang tersebut.
·         Isi Kandungan
Al-Qur’an ketika menguraikan sifat kesementaraan dunia dan kedekatannya bukan bermaksud meremehkan kehidupan dunia atau menganjurkan untuk meningkatkan dan tidak memperhatikannya tetapi mengingatkan manusia akan kesementaraan itu sehingga tidak hanya memperoleh kenikmatan dengan gemerlap duniawi serta mengabaikan kehidupan yang kekal.
Dunia adalah arena kebenaran bagi yang menyadari hakikatnya ia adalah tempat dan jalan kebahagiaan bagi yang memahaminya. Dunia adalah arena kekayaan bagi yang menggunakannya untuk mengumpul bekal perjalanan menuju keabadian. Serta aneka pelajaran bagi yang merenung dan memperhatikan fenomena serta peristiwa-peristiwanya ia adalah tempat mengabdi para pecinta Allah, tempat berdo’a malaikat, tempat turunnya wahyu bagi para Nabi dan tempat curahan rahmat bagi yang taat.

C.    Surat Al-Hadid Ayat 20
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ()
Artinya : Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan-perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak seperti hujang dan tanaman dan tanaman-tanamannya mengagumkan para petani kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
·         Tafsir Mufrodat
o   يَهِيجُ di fahami oleh banyak ulama dalam arti menjadi kering, ada juga yang memahaminya dalam arti bangkit. Menguat dan meninggi dengan demikan periode ini sebelum tumbuhan itu layu dan kering. Dunia adalah tempat dimana perlindung menyangkut masa depan tidak dapat dicari dan diperoleh kecuali di kala hidup bermukim  di pentasnya. Adapun aktivitas yang dilakukan jika di lakukan semata-semata buat semesta.
o    لَعِبٌ   permainan digunakan oleh Al-Qur’an dalam arti suatu perbuatan yang dilakukan oleh pelakunya bukan untuk suatu tujuan yang wajar dalam arti membawa manfaat atau mencegah madharat ia dilakukan tanpa tujuan bahkan hanya menghabiskan waktu sedangkan suatu perbuatan yang mengakibatkan kelengahan pelakunya dari pekerjaan yang bermanfaat atau lebih bermanfaat dan penting dari pada yang sedang dilakukannya.
o   وَزِينَةٌ Perhiasan karena berhias adalah adat kebiasaan remaja lalu.
o   تَكَاثُرٌ Berbangga-bangga karena inilah sifat pemuda
·         Pengertian Secara Ijmal
Setelah Allah SWT memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin bahwa cahaya mereka pada hari kiamat bersinar dihadapan mereka dan sebelah kanan mereka, disamping mengajukan mereka supaya berjerih payah dan jangan lalai dan Allah menyebutkan pula tentang pahala-pahala orang yang bersedekah laki-laki / perempuan maka yang begitu sirna dan binasa dalam hal ini Allah memisalkan dunia sebagai tanah yang mendapat hujan lalu menumbuh-numbuhkan tumbuhan-tumbuhan yang hijau segar, mengagumkan dengan pertumbuhan yang hasilnya baik namun sesudah itu menjadi kuning. Lalu hancur kering dan hancur  luluh. Dunia adalah arena kebenaran bagi yang menyadari hakikatnya ia adalah tempat dan jalan kebahagiaan bagi yang memahaminya.
·         Isi Kandungannya
Allah berfirman ketahuilah wahai hamba-hamba Allah yang lengah dan tertipu oleh gemerlapnya yang menggiurkan tak lain hanyalah pemainan yakni aktivitas yang sia-