Sabtu, 26 Mei 2012


PENGELOLAAH KELAS UNGGULAN

PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS-KELAS UNGGULAN


PROGRAM KELAS-KELAS UNGGULAN
(BILINGUAL, SAINS, & BINA PRESTASI)
  
A.    DASAR PEMIKIRAN

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 dijelaskan bahwa fungsi pendi-dikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta per-adaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar men-jadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Untuk mewujudkan fungsi pendidikan seperti itu diperlukan adanya lem-baga pendidikan standar nasional sebagaimana yang ditetapkan dalam standar pendidikan nasional (PP No. 19 Tahun 2005), baik berkaitan de-ngan standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kepen-didikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan standar evaluasi.

Secara lebih rinci lembaga pendidikan standar nasional untuk tingkat SMP/MTs dipersyaratkan hal-hal sebagai berikut:

1.         Memiliki dokumen KTSP secara lengkap.
2.         Memiliki perangkat pembelajaran yang lengkap, dari silabus sampai dengan RPP untuk kelas
            VII – IX untuk semua mata pelajaran.
3.         Menerapkan pembelajaran kontekstual untuk semua mata pela-jaran untuk kelas VII – IX.
4.         Rata-rata gain score minimal 6,00 dari tahuan 1 sampai tahun 3 untuk semua pelajaran.
5.         Rata-rata ketuntasan kompetensi minimal 75%.
6.         Kondisi guru 75% minimal berpendidikan S-1 pada tahun ke-3.
7.         Penguasaan kompetensi 50% guru bersertifikat kompetensi.
8.         Rasio jumlah rombel dan jumlah kelas 1 : 1 (tidak boleh doble shift).                                                                                                                          
9.         Jumlah siswa per rombel maks 36 siswa untuk semua kelas (VII-IX).
10.       Rata-rata jam mengajar guru berkisar antara 18-20 jam.
11.       Jumlah Laboratorium minimal  1 Lab. IPA, Bahasa, computer, dan lab. Ketrampilan.
12.       Memiliki telpon dan akses internet pada lab. Computer, guru, dan ruang kepala madrasah.
13.       Memiliki ruangan kepala madrasah, ruang guru, ruang BK, ruang TU, kamar kecil yang cukup
            memadai (sesuai SPM).
14.       memiliki ruang perpustakaan (termasuk ruang baca) sesuai SPM.
15.       Sudah melaksanakan secara konsisten aspek-aspek dalam mana-jemen berbasis sekolah
           (otonomi/kemandirian, keterbukaan, kerja-sama, akuntabilitas, dan sustainabilitas).
16.       Sudah melaksanakan system penilaian yang komprehensif (ulangan harian, UTS, UAS, Ulangan
           kenaikan kelas) dengan teknik penilaian yang bervariasi (sesuai PP 19 tahun 2005).
17.       Memiliki standar pembiayaan minimal Rp. 100.000,- per bulan per siswa.

Upaya untuk mewujudkan sekolah/madrasah standar nasional seperti itu, sesungguhnya sebuah keniscayaan jika dikaitkan dalam konteks dinamika kehidupan global seperti sekarang ini yang ditandai dengan kehidupan yang kompetitif. Artinya bahwa untuk melahirkan insan-insan bangsa yang mampu berkompetisi dalam konteks kehidupan global memang ha-rus dipersiapkan melalui proses-proses pendidikan minimal berstandar nasional dan akan lebih bagus lagi jika memiliki keunggulan, baik kom-paratif maupun kompetitif. Untuk itu perlu memperhatikan karakter-karakter spesifik dalam kehidupan global yang bisa diantisipasi dan direspons dalam lembaga pendidikan, khususnya oleh  madrasah. Karak-ter-karakter spesifik yang dimaksudkan adalah:

Pertama, masyarakat global membutuhkan adanya komunikasi global yang disepakati dan dipahami bersama. Dalam konteks komunikasi, di-perlukan adanya bahasa yang bisa menjadi alat komunikasi global. Masyarakat dunia internasional tampaknya sudah menyepakati beberapa bahasa yang dijadikan sebagai media komunikasi global dengan mem-pertimbangkan besarnya jumlah penutur. Diantara bahasa inter-nasional yang sudah disepakati adalah bahasa Inggris dan bahasa Arab. Bahasa Inggris dipakai karena sebagian besar masyarakat Eropa, Amerika, Australia, dan juga di beberapa masyarakat di benua lain banyak yang sudah menggunakan bahasa Inggris, baik sebagai bahasa sehari-hari maupun sebagai bahasa kajian. Sedangkan bahasa Arab, seiring dengan perkembangan ekonomi dunia, khususnya minyak, dan juga seiring dengan semakin menyebarnya agama Islam ke berbagai penjuru dunia, juga menjadi bahasa internasional yang cukup penting.

Kedua, masyarakat global membutuhkan adanya teknologi yang bisa mengkomunikasikan isu-isu,  kepentingan, wacana, ataupun kebutuhan-kebutuhan lainnya yang juga berskala global. Oleh karena itu temuan-temuan teknologi yang mendorong bagi lancarnya komunikasi global, berkembang begitu sangat cepat. Diantara teknologi komunikasi global yang sekarang berkembang pesat adalah teknologi komputer dan internet beserta derivasinya. Teknologi tersebut, kini semakin urgen dibutuhkan masyarakat untuk berbagai kepentingan, baik dalam dunia bisnis, politik, teknologi itu sendiri, budaya, termasuk di dalamnya dalam dunia pen-didikan. Apalagi sudah banyak ditunjukkan bahwa dengan memanfaat teknologi tersebut dalam banyak urusan menjadi lebih efektif dan efisien.
Ketiga, masyarakat global membutuhkan adanya pegangan hidup yang universal dan primordial. Kecanggihan teknologi ternyata hanya meme-nuhi kepentingan-kepentingan teknis, tetapi tidak menyentuh pada persoalan-persoalan dasariah manusia yang menyangkut eksistensi manusia. Sering terjadi manusia mengalami kebingungan dan kebangrut-an nilai dan juga kebangrutan eksistensial, sehingga dirinya tidak tahu apa tujuan hidup yang dijalani itu. Tujuan hidup yang hanya bersifat keduniaan (terresial) ternyata tidak mencukupi untuk memenuhi kehaus-an dahaga eksistensial manusia. Oleh karena itu diperlukan adanya pedo-man yang abadi yang bersumber dari Yang Abadi. Pedoman yang dimak-sudkan adalah agama. Di dalam agama manusia menemukan dan dita-warkan adanya nilai-nilai yang tidak akan lapuk oleh perkembangan era dan perkembangan sains dan teknologi.

Dengan memperhatikan hak-hal di atas, bangsa Indonesia sebagai bagian yang terpisahkan dari kehidupan masyarakat global harus mampu mem-berikan apresiasi secara cerdas dan arif. Bangsa ini tidak mungkin meng-hindar dari kebutuhan komunikasi global, teknologi global, dan juga agama. Oleh karena itu diperlukan adanya langkah-langkah yang stra-tegis dalam menyikapi hal-hal tersebut.

Salah satu langkah strategis yang bisa dilakukan adalah bagaimana mempersiapkan sumberdaya manusia yang menguasai ketiga kebutuhan global tersebut tetapi juga tetap berpijak kepada nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai kebangsaan. Di sinilah diperlukan adanya sebuah desain pendidikan yang mampu mendidik peserta didik secara maksimal dalam rangka mengantisipasi dan merespon kecenderungan global tersebut.

Menginsafi pemikiran di atas, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang II Pamulang sebagai bagian dari lembaga pendidikan yang di-amanatkan untuk mendidik putra-putri bangsa dengan sebaik-baiknya bertekad untuk tampil sebagai madrasah yang memiliki kualifikasi stan-dar nasional yang memiliki keunggulan-keunggulan komparatif maupun kompetitif. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan madrasah standar nasional yang memiliki keunggulan tersebut, maka MTs Negeri Tangerang II Pamulang dibuka kelas-kelas unggulan.

B.    TUJUAN

Terwujudnya kelas-kelas unggulan sebagai langkah awal untuk menuju madrasah standar nasional yang memiliki keunggulan.

C.    LANDASAN HUKUM

1.     Undang-Undang Dasar 1945.
2.     Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3.     Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pen-didikan Nasional.
4.     Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi bagi
        Peserta Didik yang memiliki po-tensi kecerdasan dan atau bakat Istimewa.
5.     Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Sekolah Standar Nasional (SSN) yang di dalamnya
        menjelaskan tentang diwajibkannya setiap provinsi dan kabupaten/kota untuk menyelenggarakan
        sekolah atau madrasah unggul.

D.    WAKTU PELAKSANAAN DAN LAUNCHING

Program ini sudah dibuka pada tahun pembelajaran 2007/ 2008 semester genap untuk kelas VII dan kelas VIII, tepatnya mulai Januari 2008, dan dilanjutkan pada tahun pembelajaran berikutnya. Adapun launching program ini baru dilakukan pada 29 Maret 2008 oleh Kepala Kantor Depag Wilayah Propinsi Banten yang disaksikan oleh Kabid Mapenda Wilayah, Kepala Kantor Depag Kabupaten Tangerang, Kasi Mapenda Kabupaten, Camat Pamulang, Kepala-Kepala MI/SD, MTs/SMP di wilayah Kecamatan Pamulang, Ciputat, Pondok Aren, dan Serpong, orang tua siswa kelas-kelas unggulan, dan tamu-tamu undangan dari sekolah-sekolah unggulan.


PROFIL KELAS-KELAS UNGGULAN


A.         JENIS KELAS UNGGUL YANG DIBUKA

Seiring dengan ditemukannya kecerdasan majemuk (multiple inte-lligent) sebagaimana yang ditemukan oleh Howard Gardner, maka pembagian kelas-kelas unggul juga mempertimbangkan jenis-jenis keung-gulan yang dimiliki siswa. Namun demikian juga dipersiapkan adanya ke-las unggul yang diperuntukkan siswa yang memiliki keunggulan lebih dari satu. Untuk sementara kelas unggul yang dibu-ka ada empat macam, yaitu:

1.      Kelas Bilingual Arab. Penekanan keunggulan pada kelas ini adalah pada pembinaan dan
         pengembangan bahasa Arab.
2.      Kelas Bilingual Inggris. Penekanan keunggulan pada kelas ini adalah pada pembinaan dan
         pengembangan bahasa Inggris.
3.      Kelas Sains. Penekanan keunggulannya pada Matematika, IPA, dan TIK.
4.      Kelas Bina Prestasi. Penekanan keunggulan pada apa yang ditekankan pada Kelas Bilingual
         (Inggris dan Arab) dan Kelas Sains.

B.         TOLOK UKUR KEBERHASILAN
 Tolok ukur keberhasilan pengelolaan kelas unggul bisa dijelaskan sebagai berikut:

1.     Siswa pada kelas bilingual Arab
         a.     Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) untuk pelajaran Bahasa Arab 8 (delapan).
         b.     Seluruh siswa aktif berkomunikasi dengan bahasa Arab baik lisan maupun tulisan.
         c.      Nilai ujian semester dan nilai Ujian Akhir Madrasah (UAM) pada akhir kelas IX minimal 8
                (delapan).

2.     Siswa pada kelas bilingual Inggris
        a.     Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) untuk pelajaran Bahasa Inggris  8 (delapan).
        b.     Seluruh siswa aktif berkomunikasi dengan bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan.
        c.     Nilai Ujian Semester dan nilai Ujian Nasional (UN) pada saat kelas IX untuk pelajaran Bahasa
                Inggris minimal 8 (delapan).

 3.     Siswa pada kelas MIPA atau Sains

         a.     SKBM untuk pelajaran Matetmatika dan IPA adalah 8 (delapan).
         b.     Siswa terampil dan menyukai percobaan-percobaan dan pene-litian sederhana dalam bidang
                 IPA.
         c.     Nilai Ujian Semester dan nilai Ujian Nasional (UN) pada saat kelas IX pada pelajaran
                 Matematika dan IPA minimal 8 (delapan).

4.     Siswa Bina Prestasi
        a.     SKBM untuk semua mata pelajaran adalah 8 (delapan).
        b.     Siswa aktif berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab maupun Inggris baik lisan
                 maupu tulisan.
        c.     Siswa terampil dan menyukai percobaan-percobaan dan penelitian sederhana dalam bidang
                IPA.
        d.     Nilai Ujian Semester dan UAM maupun UN pada pelajaran seluruh pelajaran minimal 8
                (delapan).

C.         STRUKTUR KURIKULUM

Pada dasarnya struktur kurikulum kelas-kelas unggulan tidak berbeda dengan kelas-kelas biasa, yaitu menggunakan struktur kurikulum yang ditetapkan oleh Diknas dan Depag. Hanya saja dalam struktur kurikulum kelas unggul memiliki sedikit penambahan (keunggulan), baik segi kuan-titatif (keunggulan komparatif) maupun kualitatif (keunggulankompe-titif).

1.      Pada kelas unggulan Bilingual Bahasa Arab diberikan tambahan bahasa Arab 2 jam setiap minggu
         untuk penguasaan materi dan pe-nambahan kompetensi.
 2.      Pada kelas unggulan Bilingual Bahasa Inggris diberikan tambahan bahasa Inggris 2 setiap
         minggu untuk penguasaan materi dan penam-bahan kompetensi.
3.      Pada kelas unggulan MIPA atau sains diberikan tambahan Matematika IPA dan masing-masing 2
         per minggu untuk penguasaan materi dan penambahan kompetensi.
4.      Pada kelas Bina Prestasi diberikan tambahan bahasa Arab, bahasa Inggris, Matematika dan IPA
         masing-masing 2 jam per minggu untuk penguasaan materi dan penambahan kompetensi.


 D.         PROGRAM-PROGRAM TAHUN 2009

1.    Kelas Bina Prestasi
       a.     Pelatihan Program Fotoshop
       b.     Intensifikasi program ESQ, Motivasi, dan Belajar Efektif
       c.     Studi Wisata
       d.     Perpustakaan Kelas
       e.     Karya Ilmiah Remaja
       f.     Pelatihan Jurnalistik
       g.     English Club Creative

2.   Kelas Bilingual
      a.     Perpustakaan kelas
      b.     Berlangganan majalah bahasa Inggris/Arab
      c.     Pematangan dialog Bahasa Inggris/Arab
      d.     Kelas VIII menggunakan pada pelajaran bahasa menggunakan bahasa Inggris/Arab 75%,
              sedangkan untuk kelas IX 100%

3.   Kelas Sains
     a.     Perpustakaan kelas
     b.     Berlangganan majalah sains
     c.     Intensifikasi Kelompok Ilmiah Remaja

E.          PROGRAM PENUNJANG

Selain desain kurikulum di atas, terdapat beberapa materi tambahan yang dimaksudkan untuk mendukung ketrampilan, pembentukan kepri-badian, dan kematangan keagamaan siswa. Beberapa materi yang di-maksud adalah:

1.  Pelatihan Belajar Efektif dan Menyenangkan. Melalui kegiatan ini anak-anak diharapkan
     akan lebih banyak mempelajari “Haw to learn?” yang dilakukan secara efektif dan menyenangkan.
     Anak-anak akan diajari bagaimana cara membaca dan menulis kreatif, teknik berhitung cepat, teknik
     menghafal mudah, dan berbagai strategi belajar lainnya.

2.  Out Bond. Dalam kegiatan ini anak-anak diajarkan untuk saling menghormati, bekerjasama dalam
     tim, termasuk di dalamnya dilatih untuk lebih mengenali dirinya sendiri. Kegiatan ini dilaksanakan se-
     tiap tahun sekali di awal tahun. Tetapi jika memungkinkan akan di-lakukan 2 kali dalam setahun di
     awal semester.

3.  Pelatihan ESQ. Pelatihan ESQ lebih diarahkan kepada kematangan emosi dan spiritual. Dengan
     pelatihan ini anak-anak diharapkan akan menjadi anak-anak yang sehat dan matang secara
     emosional maupun secara spiritual.
4.  Pelatihan Belajar Efektif. Pelatihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa tentang teknik-tekni
     belajar efektif, seperti super memory, mencatat kreatif, membaca cepat, manajemen waktu, dan
     berpikir kreatif. Siswa juga akan dikenalkan tentang potensi otak yang sangat mengagumkan.

F.  METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran yang diterapkan pada kelas unggulan lebih me-nekankan pada pendekatan active learning yang berorientasi siswa (students oriented). Dalam pendekatan seperti ini siswa merupakan pe-laku aktif yang mengkonstruksi pengetahuan dengan segenap potensi yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai fasilitator, mediator, dan dinamisator. Jadi guru tidak diperankan sebagai subjek, melainkan se-bagai mitra belajar siswa. Beberapa metode yang diterapkan di anta-ranya: metode jigsaw, metode tutor sebaya, metode problem solving, dan semacamnya.

G.         SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN
 1.  Sistem penilaian yang digunakan pada kelas unggulan berpe-doman pada penilaian yang objektif,
      komprehensif, dan sustainable. Dengan penilaian seperti itu siswa diharapkan mendapatkan
      informasi ten-tang kemajuan prestasi belajar secara objektif, komprehensif, dan sustainable sehingga
      mendorong dirinya untuk terus berkembang dan berprestasi. Bentuk-bentuk penilaian tersebut
      diantaranya adalah: penilaian portofolio, penilaian unjuk kerja (performance), penilaian test, dan
      sebagainya.
 2.  Sejalan dengan penilaian tersebut, dalam kelas-kelas unggulan siswa harus ditargetkan untuk meraih
      prestasi minimal atau apa yang disebut dengan Standar Ketuntasan Belajar (SKBM) lebih tinggi
      diban-dingkan dengan kelas-kelas biasa. Bagi kelas Bilingual Bahasa Arab SKBM pelajaran bahasa
      Inggris yang disaratkan adalah 75, kelas Bi-lingual Bahasa Inggris SKBM untuk pelajaran bahasa
      Arab adalah 75, Kelas Sains SKBM untuk Bidang MIPA dan TIK 75, dan Kelas Bina Prestasi seluruh
      Bidang Studi SKBM-nya 8.

H.    DESAIN KELAS

Guna mendorong siswa untuk berpretsasi maksimal, maka desain kelas pada kelas-kelas unggul sedikit berbeda dengan kelas-kelas biasa:

1.   Pada kelas bilingual Inggris dan Arab, kelas didesain sedemikian rupa untuk menciptakan siswa
      senang dan termotivasi belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab. Misalnya adanya kamus Bahasa
      Inggris dan Arab, buku-buku bacaan berbahasa Inggris dan Arab, CD Pembe-lajaran Bahasa Inggris
      dan Arab. Kemudian khusus untuk pelajaran berbahasa Arab secara gradual menggunakan bahasa
      Arab 100%. Demikian juga pada kelas Bilingual Inggris pada pembelajaran bahasa Inggris secara
      gradual menggunakan bahasa Inggris sampai 100%.

2.   Pada kelas MIPA atau Sains, kelas didesain sedemikian rupa untuk menciptakan siswa senang dan
      termotivasi belajar MIPA atau Sains.

3.   Pada kelas Bina Prestasi, kelas didesain sedemikian rupa untuk mendorong anak-anak berprestasi
      pada berbagai mata pelajarn. Oleh karena itu, dalam kelas Bina Prestasi ini juga agak sedikir
      berbeda. Jika di kelas-kelas lain, siswanya berjumlah 36 siswa, maka pada kelas Bina Prestasi
      hanya berjumlah 24 siswa. Selain itu di dalam kelas Bina Prestasi juga disediakan berbagai fasilitas
      lain, seperti in-ternet on line, LCD, komputer, ruangan full AC, TV Multimedia, loc-ker kelas, dan
      sebagainya
KELOMPOK 3
NURLINA
ROHNI BUDIHARTI
RAHMAT
RUKYATUL AINI
MUKMINAH

Selasa, 10 April 2012

MAKALAH ICT


INFORMATION AND COMUNICATION OF TECHNOLOGY (ICT)
Babak Perkembangan Tekhnologi Komunikasi
Oleh :
kelompok I
1.  BQ. HUSNUL PAIZAH
2.  PARHATUN HIJRIAH
3.  BQ. MUAWANAH
4.  ERWIN SUKANDI
JURUSAN/PRODI  : PAI VI A
FAKULTAS                        : TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM QAMARUL HUDA
BAGU-PRINGGARATA
2012
BABAK PERKEMBANGA TEKHNOLOGI KOMUNIKASI
Menurut Everett M. Rogerr menyebutkan bahwa perkembangan tekhnologi komunikasi melalui 4 era, yaitu :
1.      Era komunikasi tulisan (400 SM-hingga kini)
2.      Era komunikasi cetak (1456-hingga kini)
3.      Era telekomunikasi (1844-hingga kini)
4.      Era komunikasi intraktif (1946-hingga sekarang)

Dalam garis besar sejarah perkembangan tekhnologi komunikasi yang tersusun secara periodic melalui empat tahap, yaitu :
1.      Zaman pra sejarah
2.      Zaman transisi
3.      Zaman revolusi industry dan pasca revolusi industry
4.      Zaman modern

1.      Zaman pra sejarah
Zaman ini terdiri dari empat tahap, yaitu :
a.       Tahap memori aiding statge (> 20.000 SM)
b.      Tahap pictorial era periode
c.       Phonetic stage
Tahap memori aiding stage
Pada tahap ini manusia masih berada pada tatanan zaman primitive didalam komunikasinya mereka hanya sebatas menggunakan alat bantu yang ada pada tubuhnya. Yang diwujudkan dalam bentuk bahasa isyarat atau sering juga disebut dengan bahasa tubuh (body language).
Mereka belung mengenal bahasa verbal, apalagi alat bantu lainnya dalam komunikasinya.
Tahap pictorial era periode
Pada tahap ini selangkah peradaban dan kebudayaan mereka tambah maju.
Komunikasinya tidak saja sebatas anggota dalam kelompoknya, akantetapi juga telah meluas pada kelompok yang lain.
Tahap phonic stage
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya alat bantu yang dipakai manusia berkomunikasi.
Karena pada tahap inilah manusia dapat menyusun abjad huruf seperti apa yang kita kenal saat ini.
2.      Transisi (11.00-1750)
Masa ini adalah masa antara runtuhnya kekaisaran romawi hingga ditemukannya mesin uap pada tahun 1750 (revolusi industri).
Pada masa tersebut eropa dikuasai bangsa barbar sehingga tidak ada catatan tentang perkembangan tekhnologi komunikasi.
3.      Era Revolusi Industry Dan Setelahnya (1750-1900)
Menurut Daniell Bell dalam bukunya “The Coming of Post Industrial Soceity” (1985) menyatakan bahwa perkembangan tekhnologi secara langsung maupun tidak langsung sangatlah berpengaruh terhadap peradaban peradaban masyarakat dunia.
Peradaban masyarakat dunia dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu :
a.       Mansyarakat pra industry
b.      Masyarakat era industry
c.       Masyarakat era pasca industry
Masyarakat era pra industry
Dalam hal ini adalah kelompok masyarakat yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1)      Sumber penghidupannya terhadap tanah
2)      Lobus sosialnya pada pertanian dan perkebunan dan sebagainya
3)      Tokoh masyarakat adalah tuan tanah dan militer
4)      Apabila terjadi konflik maka control sosialnya lebih mengandalkan kekuatan fisik
Masyarakat era industry
Cirri-cirinya adalah
1)      Sumber penghidupannya pada permesianan
2)      Lokus sosialnya pada pabrik-pabrik serta ajang bisnis
3)      Tokoh masyarakatnya adalah kaum bisnis termasuk konglomerat
4)      Apabila terjadi konflik maka control sosialnya lebih mengandalkan pada kekuatan politik
Masyarakat era pasca industry
Cirri-cirinya adalah :
1)      Sumber penghidupannya di pengetahuan
2)      Lokus sosialnya di perguruan tinggi dan lembaga pendidikan
3)      Tokoh masyarakatnya adalah para ilmuan dan peneliti
4)      Jika terjadi konflik , maka control sosialnya lebih pada mengandalkan kekuatan tekhnologi dan politik.

4.      Zaman Modern (1940-sekarang)
Zaman modern merupakan zaman ketika komunikasi sudah mulai menyatukan manusia diberbagai belahan dunia tanpa terhalang oleh jarak, ruang dan waktu.