BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Dengan adanya ilmu tafsir dalam Al-Qur’an,
ilmu Tafsir menuntut kita untuk mengkaji secara jeli dan tepat tentang aspek
pendidikan yang terkandung dalam rukun iman pada kehidupan akahirat. Untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan
dengan pendidikan tersebut, dibutuhkan perhatian khusus, pencurahan penuh dan
pembahasan secara mendasar. Oleh kerena itu dengan hadirnya makalah yanag kami
susun ini diharapkan para pembaca dapat memahami lebih jauh tentang aspek
pendidikan yang terkandung dalam rukun iman pada kehidupan akahirat agar bisa diterapkan dalam masyarakat.
B RUMUSAN MASALAH
a.
SURAH AL-QAF AYAT 19-23
b.
SURAT AL-A’LA AYAT 14-17
c.
SURAT AL-HADID AYAT 20
C TUJUAN PEMBELAJARAN
Maksud diwujudkannya ilmu Tafsir adalah untuk
mempermudah mentafsirkan ayat Al-Qur’an dalam amalan manusia, dalam situasi dan
kondisi tertentu. Artinya manusia sebagai makkhluk tuhan harus mengaflikasikan
dalam proses pendidikan.
BAB II
ASPEK PENDIDIKAN YANG
TERKANDUNG
DALAM RUKUN IMAN PADA
KEHIDUPAN AKAHIRAT
A.
Surah Al-Qaf Ayat 19-23
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ
تَحِيدُ () وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ () وَجَاءَتْ كُلُّ
نَفْسٍ مَعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ () لَقَدْ كُنْتَ فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا
فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ () وَقَالَ قَرِينُهُ
هَذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ
Artinya : “Dan datanglah sakaratul maut dengan
sebenar-benarnya, itulah yang kamu lari darinya, dan ditiuplah sangkakala.
itulah hari terlaksananya ancaman. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan
malaikatpengiring dan malaikat penyaksi. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan
lalai dari hal ini, maka kami singkapkan darimu tutupan yang menutupi matamu,
maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. dan yang menyertai dia berkaata
“inilah catatan amalnya yang tersedia pada sisiku”.”
·
Tafsir Ayat
Al-Maraghi lebih
lanjut mengatakan bahwa ayat yang berbunyi:
o
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ Maksudnya
bahwa sakaratul maut yang pada umumnya manusia berusaha keras menghindarinya
kini datang juga tanpa dapat dihindari lagi.
o
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ maksudnya
adalah bahwa pada saat sangkakala ditiup pada tiupan yang pertama, maka itulah
masa yang keadaannya amat dahsyat, yaitu saat di mana Allah menjanjikan balasan
siksa bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah.
o
وَجَاءَتْ
كُلُّ نَفْسٍ مَعَهَا maksudnya adalah bahwa pada saat manusia
datang menghadap Tuhannya disertai malaikat yang mengiringi (Saiq), dan
malaikat yang menjadi saksi (syahid). Malaikat ini memberi kesaksian terhadap
amal perbuatan yang dilakukan manusia selama masa hidupnya di dunia.
o
وَقَالَ
قَرِينُهُ هَذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ menginformasikan
bahwa adanya malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia, kematian yang akan
menjemputnya dan kehidupan akhirat yang akan dijalaninya sering dilupakan.
·
Pengertian
Secara Ijmal
Di
dalam tafsir al-Maraghi dijelaskan bahwa ayat-ayat tersebut menginformasikan
bahwa Tuhan mengetahui sesuatu yang bergetar dan tergores dalam hati manusia,
dan Tuhan secara rohaniah lebih dekat dengan manusia daripada urat lehernya.
Pada ayat tersebut juga dijelaskan bahwa setiap amal perbuatan manusia
senantiasa dicatat dua malaikat yang berada di sebelah kanan dan di sebelah
kiri.
Dari
pengelompokkan tersebut dapat diketahui bahwa ayat 19 hingga 23 surat Qaf
tersebut berhubungan dengan pembicaraan di sekitar niat, ucapan dan amal
perbuatan manusia yang selalu dipantau oleh Allah melalui malaikat-Nya. Hasil
pemantauan tersebut selanjutnya dapat diketahui secara obyektif di akhirat
nanti.
·
Isi Kandungannya
Hal
demikian sejalan dengan pendapat Ibn Katsir yang mengatakan bahwa ayat dengan
ayat tersebut Allah mengingatkan kepada manusia bahwa sakaratul maut itu akan
datang dengan pasti, sehingga tidak ada keraguan dan kebimbangan sedikitpun.
Dalam sebuah riwayat yang shahih disebutkan bahwa ketika maut datang menjemput
Rasulullah SAW, beliau mengusap keringat dari wajahnya dan berkata; “Subhanallah
Inna Lil Mauti Lasakaratun” Mahasuci Allah, sesungguhnya sakaratul maut itu
ada pada setiap orang yang akan meninggal.
Hal-hal
yang dilupakan semasa hidup di dunia ini, pada saat itu tampak jelas terlihat
dan disaksikan oleh mata kepalanya sendiri, dan kelupaan tersebut kini sudah tersingkap.Di
hari akhirat nanti tidak ada lagi hal-hal yang dapat dilupakan.Hal ini
disebabkan karena sifat lupa itu merupakan watak dari jasmani atau fisik.
B.
Surat Al-A’la Ayat 14-17
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى () وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى ()
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا () وَالْآَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى ( (
Artinya : “sesungguhnya beruntunglah orang yang
membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat dengan tuhannya lalu dia
shalat, tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang
kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal .”
·
Tafsir
Mufrad
Di dalam tafsir
al-maraghi dijelaskan sebagai berikut :
o
Aflaha
artinya beruntung dan selamat dari siksaan di akhirat;
o
tadzakka artinya bersih dari kotoran dosa yang
disebabkan menentang kebenaran dan keras hati.
o
Wadzakara
asma rabbih artinya menyebutkan sifat-sifat Allah dalam hati, seperti tentang
keagungan dan kehebatan-Nya.
o
fa
shalla artinya merendahkan dan menundukan dirinya terhadap segala perintah
Allah.
·
Pengertian
Secara Ijmal
Jiwa yang bersih sebagaiman disebutkan pada ayat tersebut dapat
dilakukan dengan keimanan kepada Allah serta menolak kenusyrikan, serta
membenarkan terhadap segala yang dibawa oleh Rasulullah SAW disertai amal
salih. Sedangkan menyebut nama Allah lalu mengerjakan shalat, maksudnya adalah
menghadirkan sifat-sifat keagungan dan kesempurnaan Allah di dalam hati
sanubari, kemudian patuh dan tunduk terhadap keagungan dan kehebatannya.
Seseorang yang menyebut nama Tuhan-nya dan mengagungkannya di dalam
hati, serta takut dari ancamannya kemudian jiwanya penuh dengan rasa takut
adalah termasuk orang yang imannya kokoh. Selanjutnya orang yang selalu benar
terhadap apa yang dilakukannya, niscaya ia akan mengutamakan kehidupan akhirat
dari pada kehidupan dunia. Hal yang demikian sejalan dengan pendapat akal yang
sehat dan petunjak syara`.
Diketahui bahwa kehidupan akhirat bersifat kekal dan kenikmatannya
tidak akan pernah sirna, tidak ada kekurangan dan cacat, sedangkan kehidupan
duniawi akan sirna, terkena oleh kerusakan. Barangsiapa yang yang lebih
mendahulukan kehidupan duniawi, dan mencintai perhiasan duniawi, berarti orang
tersebut tidak membenarkan adanya kehidupan akhirat, atau keimanan orang
tersebut tidak dapat melewati ucapannya, dan tidak sampai pada hatinya.Dengan
demikian, balasan pahala sebagaimana dijanjikan bagi orang-orang yang beriman
tidak sampai kepada orang tersebut.
·
Isi Kandungan
Al-Qur’an
ketika menguraikan sifat kesementaraan dunia dan kedekatannya bukan bermaksud
meremehkan kehidupan dunia atau menganjurkan untuk meningkatkan dan tidak
memperhatikannya tetapi mengingatkan manusia akan kesementaraan itu sehingga
tidak hanya memperoleh kenikmatan dengan gemerlap duniawi serta mengabaikan
kehidupan yang kekal.
Dunia adalah
arena kebenaran bagi yang menyadari hakikatnya ia adalah tempat dan jalan
kebahagiaan bagi yang memahaminya. Dunia adalah arena kekayaan bagi yang
menggunakannya untuk mengumpul bekal perjalanan menuju keabadian. Serta aneka
pelajaran bagi yang merenung dan memperhatikan fenomena serta
peristiwa-peristiwanya ia adalah tempat mengabdi para pecinta Allah, tempat
berdo’a malaikat, tempat turunnya wahyu bagi para Nabi dan tempat curahan
rahmat bagi yang taat.
C.
Surat Al-Hadid Ayat 20
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ
وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ
غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ
يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ
وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ()
Artinya : “ Ketahuilah
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan-perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak seperti hujang dan tanaman
dan tanaman-tanamannya mengagumkan para petani kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur dan di akhirat
nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan
kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
·
Tafsir Mufrodat
o
يَهِيجُ di fahami oleh banyak ulama dalam arti menjadi kering, ada
juga yang
memahaminya
dalam arti bangkit. Menguat dan meninggi dengan demikan periode ini sebelum
tumbuhan itu layu dan kering. Dunia adalah tempat dimana perlindung menyangkut masa
depan tidak dapat dicari dan diperoleh kecuali di kala hidup bermukim di
pentasnya. Adapun aktivitas yang dilakukan jika di lakukan semata-semata buat
semesta.
o
لَعِبٌ permainan digunakan oleh Al-Qur’an dalam arti
suatu perbuatan yang dilakukan oleh pelakunya bukan untuk suatu tujuan yang
wajar dalam arti membawa manfaat atau mencegah madharat ia dilakukan tanpa
tujuan bahkan hanya menghabiskan waktu sedangkan suatu perbuatan
yang mengakibatkan kelengahan pelakunya dari pekerjaan yang bermanfaat atau
lebih bermanfaat dan penting dari pada yang sedang dilakukannya.
o
وَزِينَةٌ Perhiasan karena berhias adalah adat kebiasaan remaja
lalu.
o
تَكَاثُرٌ Berbangga-bangga
karena inilah sifat pemuda
·
Pengertian Secara
Ijmal
Setelah Allah
SWT memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin bahwa cahaya mereka pada
hari kiamat bersinar dihadapan mereka dan sebelah kanan mereka, disamping
mengajukan mereka supaya berjerih payah dan jangan lalai dan Allah menyebutkan
pula tentang pahala-pahala orang yang bersedekah laki-laki / perempuan maka
yang begitu sirna dan binasa dalam hal ini Allah memisalkan dunia sebagai tanah
yang mendapat hujan lalu menumbuh-numbuhkan tumbuhan-tumbuhan yang hijau segar,
mengagumkan dengan pertumbuhan yang hasilnya baik namun sesudah itu menjadi
kuning. Lalu hancur kering dan hancur luluh. Dunia adalah
arena kebenaran bagi yang menyadari hakikatnya ia adalah tempat dan jalan
kebahagiaan bagi yang memahaminya.
·
Isi
Kandungannya
Allah berfirman
ketahuilah wahai hamba-hamba Allah yang lengah dan tertipu oleh gemerlapnya
yang menggiurkan tak lain hanyalah pemainan yakni aktivitas yang sia-