Rabu, 10 Februari 2010

MAKALAH ISBD


BAB I
PENDAHULUAN
Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa yang sangat agung, dari peristiwa tersebut Nabi memperoleh berbagai macam pengalaman dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kelengkapan dirinya, untuk mengemban tugas yang berat sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Pengetahuan dan pengalaman yang paling beharga dalam peristiwa tersebut adalah berkaitan dengan memahami tanda-tanda kebesaran Allah SWT, baik kebesaran yang ada di alam raya ini yang dapat ditangkap oleh panca indera maupun dalam alam ghaib yang tidak dapat dijangkau oleh indera manusia.
Dengan diperintahkannya shalat lima waktu bagi Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada malam Isra Mi’raj tersebut, dirasakan betapa pentingnya ibadah shalat harus ditegakkan oleh setiap pribadi Muslim. Dalam al-Qur’an banyak disebutkan perintah agar menegakkan shalat






BAB II
ISRA DAN MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW
Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa yang sangat agung, dari peristiwa tersebut Nabi memperoleh berbagai macam pengalaman dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kelengkapan dirinya, untuk mengemban tugas yang berat sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Pengetahuan dan pengalaman yang paling beharga dalam peristiwa tersebut adalah berkaitan dengan memahami tanda-tanda kebesaran Allah SWT, baik kebesaran yang ada di alam raya ini yang dapat ditangkap oleh panca indera maupun dalam alam ghaib yang tidak dapat dijangkau oleh indera manusia.
Isra, pengertiannya menurut bahasa adalah perjalanan di malam hari (al-Munawwir:1984:671), sedangkan mi’raj adalah tangga untuk naik ke atas (al-Munawwir:1984:981). Karena itu pengertian Isra yang dimaksudkan adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa, sedangkan Mi’raj adalah perjalanan beliau dari Masjid al-Aqsa ke Sidrah al-Muntaha. Sidrah al-Muntaha adalah tempat di langit yang bersifat ghaib, tidak mungkin dijangkau oleh panca indera manusia, bahkan tidak dapat dijangkau oleh akal fikiran.
Dengan diperintahkannya shalat lima waktu bagi Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada malam Isra Mi’raj tersebut, dirasakan betapa pentingnya ibadah shalat harus ditegakkan oleh setiap pribadi Muslim. Dalam al-Qur’an banyak disebutkan perintah agar menegakkan shalat, perintah itu diulang berkali-kali sampai lebih dari delapan puluh kali. Di dalam hadits juga banyak disebutkan agar setiap muslim mengerjakan shalat dengan baik, dimana saja mereka berada.
Pengertian shalat menurut etimologi adalah do’a dan pujian, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya memuji Nabi, wahai orang-orang yang beriman, berdo’alah untuk Nabi dan ucapkanlah salam kehormatan kepadanya”. (Q.S. al-Ahzab, 33: 56).
Pengertian shalat menurut terminologi adalah: “Beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan syarat rukun tertentu”. Pengertian di atas, baru menggambarkan bentuk shalat secara lahiriyah. Agar melengkapi semua itu, kita ikuti definisi shalat dari segi hakekatnya yaitu: “Menghadapkan hati kepada Allah sehingga dapat mendatangkan rasa takut kepada-Nya dan menanamkan dalam jiwa rasa keagungan-Nya dan kesempurnaan-Nya”.
Shalat yang sempurna adalah shalat dengan kriteria di atas, shalat yang dilakukan dengan memenuhi syarat, rukun dan ketentuan lain serta diikuti dengan gerakan kejiwaan. Dengan demikian ibadah shalat itu akan berdampak pada sikap mental kita dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang telah melakukan shalat dengan baik dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar.
Dengan memperingati Isra Mi’raj ini, semoga kita dapat meningkatkan shalat kita sebaik mungkin, sehingga dapat meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Amiin...




BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Dalam peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan umatnya diperintahkan untuk melaksanakan shalat lima waktu sehari-semalam  Dengan diperintahkannya shalat lima waktu bagi Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada malam Isra Mi’raj tersebut, dirasakan betapa pentingnya ibadah shalat harus ditegakkan oleh setiap pribadi Muslim. Dalam al-Qur’an banyak disebutkan perintah agar menegakkan shalat, perintah itu diulang berkali-kali sampai lebih dari delapan puluh kali. Di dalam hadits juga banyak disebutkan agar setiap muslim mengerjakan shalat dengan baik, dimana saja mereka berada seperti tertulis di atas.
Wallâhu a’lam bi al-shawâb








DAFTAR PUSTAKA
            Abussomad, KH. Muhyidin, Peristiwa Isra Dan Mi’raj Nabi Muhammad Saw, Surabaya : Khalista 2006