BAB I
PENDAHULUAN
Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa
yang sangat agung, dari peristiwa tersebut Nabi memperoleh berbagai macam
pengalaman dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kelengkapan dirinya,
untuk mengemban tugas yang berat sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.
Pengetahuan dan pengalaman yang paling beharga dalam peristiwa tersebut adalah
berkaitan dengan memahami tanda-tanda kebesaran Allah SWT, baik kebesaran yang
ada di alam raya ini yang dapat ditangkap oleh panca indera maupun dalam alam
ghaib yang tidak dapat dijangkau oleh indera manusia.
Dengan diperintahkannya shalat lima waktu bagi
Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada malam Isra Mi’raj tersebut, dirasakan betapa
pentingnya ibadah shalat harus ditegakkan oleh setiap pribadi Muslim. Dalam
al-Qur’an banyak disebutkan perintah agar menegakkan shalat
BAB II
ISRA DAN MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW
Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa
yang sangat agung, dari peristiwa tersebut Nabi memperoleh berbagai macam pengalaman
dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kelengkapan dirinya, untuk
mengemban tugas yang berat sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.
Pengetahuan dan pengalaman yang paling beharga dalam peristiwa tersebut adalah
berkaitan dengan memahami tanda-tanda kebesaran Allah SWT, baik kebesaran yang
ada di alam raya ini yang dapat ditangkap oleh panca indera maupun dalam alam
ghaib yang tidak dapat dijangkau oleh indera manusia.
Isra, pengertiannya menurut bahasa adalah
perjalanan di malam hari (al-Munawwir:1984:671), sedangkan mi’raj adalah tangga
untuk naik ke atas (al-Munawwir:1984:981). Karena itu pengertian Isra yang
dimaksudkan adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid al-Haram ke Masjid
al-Aqsa, sedangkan Mi’raj adalah perjalanan beliau dari Masjid al-Aqsa ke
Sidrah al-Muntaha. Sidrah al-Muntaha adalah tempat di langit yang bersifat
ghaib, tidak mungkin dijangkau oleh panca indera manusia, bahkan tidak dapat
dijangkau oleh akal fikiran.
Dengan diperintahkannya shalat lima waktu bagi
Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada malam Isra Mi’raj tersebut, dirasakan betapa
pentingnya ibadah shalat harus ditegakkan oleh setiap pribadi Muslim. Dalam
al-Qur’an banyak disebutkan perintah agar menegakkan shalat, perintah itu
diulang berkali-kali sampai lebih dari delapan puluh kali. Di dalam hadits juga
banyak disebutkan agar setiap muslim mengerjakan shalat dengan baik, dimana
saja mereka berada.
Pengertian shalat menurut etimologi adalah do’a
dan pujian, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an: “Sesungguhnya Allah dan
para malaikat-Nya memuji Nabi, wahai orang-orang yang beriman, berdo’alah untuk
Nabi dan ucapkanlah salam kehormatan kepadanya”. (Q.S. al-Ahzab, 33: 56).
Pengertian shalat menurut terminologi adalah: “Beberapa
ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam,
dengan syarat rukun tertentu”. Pengertian di atas, baru menggambarkan
bentuk shalat secara lahiriyah. Agar melengkapi semua itu, kita ikuti definisi
shalat dari segi hakekatnya yaitu: “Menghadapkan hati kepada Allah sehingga
dapat mendatangkan rasa takut kepada-Nya dan menanamkan dalam jiwa rasa
keagungan-Nya dan kesempurnaan-Nya”.
Shalat yang sempurna adalah shalat dengan kriteria
di atas, shalat yang dilakukan dengan memenuhi syarat, rukun dan ketentuan lain
serta diikuti dengan gerakan kejiwaan. Dengan demikian ibadah shalat itu akan
berdampak pada sikap mental kita dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang telah
melakukan shalat dengan baik dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan
munkar.
Dengan memperingati Isra Mi’raj ini, semoga kita
dapat meningkatkan shalat kita sebaik mungkin, sehingga dapat meningkatkan
takwa kepada Allah SWT. Amiin...
BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Dalam
peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan umatnya diperintahkan untuk
melaksanakan shalat lima waktu sehari-semalam
Dengan diperintahkannya shalat lima waktu bagi Nabi Muhammad SAW dan
umatnya pada malam Isra Mi’raj tersebut, dirasakan betapa pentingnya ibadah shalat
harus ditegakkan oleh setiap pribadi Muslim. Dalam al-Qur’an banyak disebutkan
perintah agar menegakkan shalat, perintah itu diulang berkali-kali sampai lebih
dari delapan puluh kali. Di dalam hadits juga banyak disebutkan agar setiap
muslim mengerjakan shalat dengan baik, dimana saja mereka berada seperti
tertulis di atas.
Wallâhu a’lam bi
al-shawâb
DAFTAR PUSTAKA
Abussomad,
KH. Muhyidin, Peristiwa Isra Dan Mi’raj Nabi Muhammad Saw, Surabaya :
Khalista 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar