PENGELOLAAH KELAS
UNGGULAN
PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS-KELAS UNGGULAN
PROGRAM KELAS-KELAS UNGGULAN
(BILINGUAL, SAINS, & BINA PRESTASI)
A. DASAR PEMIKIRAN
Dalam Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3
dijelaskan bahwa fungsi pendi-dikan adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta per-adaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar men-jadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Untuk mewujudkan
fungsi pendidikan seperti itu diperlukan adanya lem-baga pendidikan standar
nasional sebagaimana yang ditetapkan dalam standar pendidikan nasional (PP No.
19 Tahun 2005), baik berkaitan de-ngan standar isi, proses, kompetensi lulusan,
pendidik dan tenaga kepen-didikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, dan standar evaluasi.
Secara lebih rinci
lembaga pendidikan standar nasional untuk tingkat SMP/MTs dipersyaratkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Memiliki
dokumen KTSP secara lengkap.
2. Memiliki
perangkat pembelajaran yang lengkap, dari silabus sampai dengan RPP untuk kelas
VII
– IX untuk semua mata pelajaran.
3. Menerapkan
pembelajaran kontekstual untuk semua mata pela-jaran untuk kelas VII – IX.
4. Rata-rata gain score minimal 6,00 dari tahuan 1 sampai tahun 3 untuk
semua pelajaran.
5. Rata-rata
ketuntasan kompetensi minimal 75%.
6. Kondisi
guru 75% minimal berpendidikan S-1 pada tahun ke-3.
7. Penguasaan
kompetensi 50% guru bersertifikat kompetensi.
8. Rasio
jumlah rombel dan jumlah kelas 1 : 1 (tidak boleh doble
shift).
9. Jumlah
siswa per rombel maks 36 siswa untuk semua kelas (VII-IX).
10.
Rata-rata jam mengajar guru berkisar antara 18-20 jam.
11.
Jumlah Laboratorium minimal 1 Lab. IPA, Bahasa, computer, dan lab.
Ketrampilan.
12.
Memiliki telpon dan akses internet pada lab. Computer, guru, dan ruang kepala
madrasah.
13.
Memiliki ruangan kepala madrasah, ruang guru, ruang BK, ruang TU, kamar kecil
yang cukup
memadai (sesuai SPM).
14.
memiliki ruang perpustakaan (termasuk ruang baca) sesuai SPM.
15.
Sudah melaksanakan secara konsisten aspek-aspek dalam mana-jemen berbasis
sekolah
(otonomi/kemandirian, keterbukaan, kerja-sama, akuntabilitas, dan
sustainabilitas).
16.
Sudah melaksanakan system penilaian yang komprehensif (ulangan harian, UTS,
UAS, Ulangan
kenaikan kelas) dengan teknik penilaian yang bervariasi (sesuai PP 19 tahun
2005).
17.
Memiliki standar pembiayaan minimal Rp. 100.000,- per bulan per siswa.
Upaya untuk mewujudkan
sekolah/madrasah standar nasional seperti itu, sesungguhnya sebuah keniscayaan
jika dikaitkan dalam konteks dinamika kehidupan global seperti sekarang ini
yang ditandai dengan kehidupan yang kompetitif. Artinya bahwa untuk melahirkan
insan-insan bangsa yang mampu berkompetisi dalam konteks kehidupan global
memang ha-rus dipersiapkan melalui proses-proses pendidikan minimal berstandar
nasional dan akan lebih bagus lagi jika memiliki keunggulan, baik kom-paratif
maupun kompetitif. Untuk itu perlu memperhatikan karakter-karakter spesifik
dalam kehidupan global yang bisa diantisipasi dan direspons dalam lembaga
pendidikan, khususnya oleh madrasah. Karak-ter-karakter spesifik yang
dimaksudkan adalah:
Pertama, masyarakat global membutuhkan adanya
komunikasi global yang disepakati dan dipahami bersama. Dalam konteks
komunikasi, di-perlukan adanya bahasa yang bisa menjadi alat komunikasi global.
Masyarakat dunia internasional tampaknya sudah menyepakati beberapa bahasa yang
dijadikan sebagai media komunikasi global dengan mem-pertimbangkan besarnya
jumlah penutur. Diantara bahasa inter-nasional yang sudah disepakati adalah
bahasa Inggris dan bahasa Arab. Bahasa Inggris dipakai karena sebagian besar
masyarakat Eropa, Amerika, Australia, dan juga di beberapa masyarakat di
benua lain banyak yang sudah menggunakan bahasa Inggris, baik sebagai bahasa
sehari-hari maupun sebagai bahasa kajian. Sedangkan bahasa Arab, seiring dengan
perkembangan ekonomi dunia, khususnya minyak, dan juga seiring dengan semakin
menyebarnya agama Islam ke berbagai penjuru dunia, juga menjadi bahasa
internasional yang cukup penting.
Kedua, masyarakat global membutuhkan adanya
teknologi yang bisa mengkomunikasikan isu-isu, kepentingan, wacana,
ataupun kebutuhan-kebutuhan lainnya yang juga berskala global. Oleh karena itu
temuan-temuan teknologi yang mendorong bagi lancarnya komunikasi global,
berkembang begitu sangat cepat. Diantara teknologi komunikasi global yang
sekarang berkembang pesat adalah teknologi komputer dan internet beserta
derivasinya. Teknologi tersebut, kini semakin urgen dibutuhkan masyarakat untuk
berbagai kepentingan, baik dalam dunia bisnis, politik, teknologi itu sendiri,
budaya, termasuk di dalamnya dalam dunia pen-didikan. Apalagi sudah banyak
ditunjukkan bahwa dengan memanfaat teknologi tersebut dalam banyak urusan
menjadi lebih efektif dan efisien.
Ketiga, masyarakat global membutuhkan adanya pegangan hidup yang
universal dan primordial. Kecanggihan teknologi ternyata hanya meme-nuhi
kepentingan-kepentingan teknis, tetapi tidak menyentuh pada persoalan-persoalan
dasariah manusia yang menyangkut eksistensi manusia. Sering terjadi manusia
mengalami kebingungan dan kebangrut-an nilai dan juga kebangrutan eksistensial,
sehingga dirinya tidak tahu apa tujuan hidup yang dijalani itu. Tujuan hidup
yang hanya bersifat keduniaan (terresial) ternyata tidak mencukupi untuk
memenuhi kehaus-an dahaga eksistensial manusia. Oleh karena itu diperlukan
adanya pedo-man yang abadi yang bersumber dari Yang Abadi. Pedoman yang
dimak-sudkan adalah agama. Di dalam agama manusia menemukan dan dita-warkan
adanya nilai-nilai yang tidak akan lapuk oleh perkembangan era dan perkembangan
sains dan teknologi.
Dengan memperhatikan
hak-hal di atas, bangsa Indonesia sebagai bagian yang terpisahkan dari kehidupan
masyarakat global harus mampu mem-berikan apresiasi secara cerdas dan arif.
Bangsa ini tidak mungkin meng-hindar dari kebutuhan komunikasi global,
teknologi global, dan juga agama. Oleh karena itu diperlukan adanya
langkah-langkah yang stra-tegis dalam menyikapi hal-hal tersebut.
Salah satu langkah
strategis yang bisa dilakukan adalah bagaimana mempersiapkan sumberdaya manusia
yang menguasai ketiga kebutuhan global tersebut tetapi juga tetap berpijak
kepada nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai kebangsaan. Di sinilah diperlukan
adanya sebuah desain pendidikan yang mampu mendidik peserta didik secara
maksimal dalam rangka mengantisipasi dan merespon kecenderungan global
tersebut.
Menginsafi pemikiran
di atas, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang II Pamulang sebagai bagian
dari lembaga pendidikan yang di-amanatkan untuk mendidik putra-putri bangsa
dengan sebaik-baiknya bertekad untuk tampil sebagai madrasah yang memiliki
kualifikasi stan-dar nasional yang memiliki keunggulan-keunggulan komparatif
maupun kompetitif. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan madrasah standar
nasional yang memiliki keunggulan tersebut, maka MTs Negeri Tangerang II
Pamulang dibuka kelas-kelas unggulan.
B. TUJUAN
Terwujudnya
kelas-kelas unggulan sebagai langkah awal untuk menuju madrasah standar
nasional yang memiliki keunggulan.
C. LANDASAN HUKUM
1.
Undang-Undang Dasar 1945.
2.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pen-didikan Nasional.
4.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan
Prestasi bagi
Peserta Didik yang memiliki po-tensi kecerdasan dan atau bakat Istimewa.
5.
Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Sekolah Standar Nasional (SSN) yang di
dalamnya
menjelaskan tentang diwajibkannya setiap provinsi dan kabupaten/kota untuk
menyelenggarakan
sekolah atau madrasah unggul.
D. WAKTU PELAKSANAAN DAN LAUNCHING
Program ini sudah
dibuka pada tahun pembelajaran 2007/ 2008 semester genap untuk kelas VII dan
kelas VIII, tepatnya mulai Januari 2008, dan dilanjutkan pada tahun
pembelajaran berikutnya. Adapun launching program ini baru dilakukan pada 29
Maret 2008 oleh Kepala Kantor Depag Wilayah Propinsi Banten yang disaksikan
oleh Kabid Mapenda Wilayah, Kepala Kantor Depag Kabupaten Tangerang, Kasi
Mapenda Kabupaten, Camat Pamulang, Kepala-Kepala MI/SD, MTs/SMP di wilayah
Kecamatan Pamulang, Ciputat, Pondok Aren, dan Serpong, orang tua siswa
kelas-kelas unggulan, dan tamu-tamu undangan dari sekolah-sekolah unggulan.
PROFIL KELAS-KELAS
UNGGULAN
A. JENIS KELAS UNGGUL
YANG DIBUKA
Seiring dengan
ditemukannya kecerdasan majemuk (multiple inte-lligent) sebagaimana yang
ditemukan oleh Howard Gardner, maka pembagian kelas-kelas unggul juga
mempertimbangkan jenis-jenis keung-gulan yang dimiliki siswa. Namun demikian
juga dipersiapkan adanya ke-las unggul yang diperuntukkan siswa yang memiliki
keunggulan lebih dari satu. Untuk sementara kelas unggul yang dibu-ka ada empat
macam, yaitu:
1. Kelas Bilingual Arab. Penekanan keunggulan pada kelas ini adalah
pada pembinaan dan
pengembangan bahasa Arab.
2. Kelas Bilingual Inggris. Penekanan keunggulan pada kelas ini adalah
pada pembinaan dan
pengembangan bahasa Inggris.
3. Kelas Sains. Penekanan
keunggulannya pada Matematika, IPA, dan TIK.
4. Kelas Bina Prestasi. Penekanan keunggulan pada apa yang ditekankan
pada Kelas Bilingual
(Inggris dan Arab) dan Kelas Sains.
B. TOLOK UKUR
KEBERHASILAN
Tolok ukur keberhasilan pengelolaan kelas
unggul bisa dijelaskan sebagai berikut:
1. Siswa pada kelas bilingual Arab
a. Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) untuk
pelajaran Bahasa Arab 8 (delapan).
b. Seluruh siswa aktif berkomunikasi dengan bahasa Arab
baik lisan maupun tulisan.
c. Nilai ujian semester dan nilai Ujian
Akhir Madrasah (UAM) pada akhir kelas IX minimal 8
(delapan).
2. Siswa pada kelas bilingual Inggris
a. Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) untuk
pelajaran Bahasa Inggris 8 (delapan).
b.
Seluruh siswa aktif berkomunikasi dengan bahasa Inggris baik lisan maupun
tulisan.
c. Nilai Ujian Semester dan nilai Ujian Nasional (UN)
pada saat kelas IX untuk pelajaran Bahasa
Inggris minimal 8 (delapan).
3. Siswa pada kelas MIPA atau
Sains
a.
SKBM untuk pelajaran Matetmatika dan IPA adalah 8 (delapan).
b. Siswa terampil dan menyukai percobaan-percobaan dan
pene-litian sederhana dalam bidang
IPA.
c.
Nilai Ujian Semester dan nilai Ujian Nasional (UN) pada saat kelas IX pada
pelajaran
Matematika dan IPA minimal 8 (delapan).
4.
Siswa Bina Prestasi
a. SKBM untuk semua mata pelajaran adalah 8 (delapan).
b. Siswa aktif berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Arab maupun Inggris baik lisan
maupu tulisan.
c. Siswa terampil dan menyukai percobaan-percobaan
dan penelitian sederhana dalam bidang
IPA.
d. Nilai Ujian Semester dan UAM maupun UN pada
pelajaran seluruh pelajaran minimal 8
(delapan).
C. STRUKTUR KURIKULUM
Pada dasarnya struktur
kurikulum kelas-kelas unggulan tidak berbeda dengan kelas-kelas biasa, yaitu
menggunakan struktur kurikulum yang ditetapkan oleh Diknas dan Depag. Hanya
saja dalam struktur kurikulum kelas unggul memiliki sedikit penambahan
(keunggulan), baik segi kuan-titatif (keunggulan komparatif) maupun kualitatif (keunggulankompe-titif).
1.
Pada kelas unggulan Bilingual Bahasa Arab diberikan tambahan bahasa Arab
2 jam setiap minggu
untuk penguasaan materi dan pe-nambahan kompetensi.
2.
Pada kelas unggulan Bilingual Bahasa Inggris diberikan tambahan bahasa
Inggris 2 setiap
minggu untuk penguasaan materi dan penam-bahan kompetensi.
3.
Pada kelas unggulan MIPA atau sains diberikan tambahan Matematika IPA dan
masing-masing 2
per minggu untuk penguasaan materi dan penambahan kompetensi.
4.
Pada kelas Bina Prestasi diberikan tambahan bahasa Arab, bahasa Inggris,
Matematika dan IPA
masing-masing 2 jam per minggu untuk penguasaan materi dan penambahan
kompetensi.
D. PROGRAM-PROGRAM TAHUN
2009
1. Kelas
Bina Prestasi
a. Pelatihan Program Fotoshop
b. Intensifikasi program ESQ, Motivasi, dan Belajar
Efektif
c. Studi Wisata
d. Perpustakaan Kelas
e. Karya Ilmiah Remaja
f. Pelatihan
Jurnalistik
g. English Club Creative
2. Kelas
Bilingual
a. Perpustakaan kelas
b. Berlangganan majalah bahasa Inggris/Arab
c. Pematangan dialog Bahasa Inggris/Arab
d. Kelas VIII menggunakan pada pelajaran bahasa
menggunakan bahasa Inggris/Arab 75%,
sedangkan untuk kelas IX 100%
3. Kelas Sains
a. Perpustakaan kelas
b. Berlangganan majalah sains
c. Intensifikasi Kelompok Ilmiah Remaja
E. PROGRAM PENUNJANG
Selain desain
kurikulum di atas, terdapat beberapa materi tambahan yang dimaksudkan untuk
mendukung ketrampilan, pembentukan kepri-badian, dan kematangan keagamaan
siswa. Beberapa materi yang di-maksud adalah:
1. Pelatihan
Belajar Efektif dan Menyenangkan. Melalui kegiatan ini anak-anak diharapkan
akan lebih banyak mempelajari “Haw to learn?” yang dilakukan secara efektif dan
menyenangkan.
Anak-anak akan diajari bagaimana cara membaca dan menulis kreatif, teknik berhitung
cepat, teknik
menghafal mudah, dan berbagai strategi belajar lainnya.
2. Out
Bond. Dalam kegiatan ini
anak-anak diajarkan untuk saling menghormati, bekerjasama dalam
tim, termasuk di dalamnya dilatih untuk lebih mengenali dirinya sendiri.
Kegiatan ini dilaksanakan se-
tiap tahun sekali di awal tahun. Tetapi jika memungkinkan akan di-lakukan 2
kali dalam setahun di
awal semester.
3. Pelatihan
ESQ. Pelatihan ESQ lebih
diarahkan kepada kematangan emosi dan spiritual. Dengan
pelatihan ini anak-anak diharapkan akan menjadi anak-anak yang sehat dan matang
secara
emosional maupun secara spiritual.
4. Pelatihan
Belajar Efektif. Pelatihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa tentang
teknik-tekni
belajar efektif, seperti super memory, mencatat kreatif, membaca cepat,
manajemen waktu, dan
berpikir
kreatif. Siswa juga akan dikenalkan tentang potensi otak yang sangat
mengagumkan.
F. METODE
PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran
yang diterapkan pada kelas unggulan lebih me-nekankan pada pendekatan active learning yang berorientasi siswa (students oriented).
Dalam pendekatan seperti ini siswa merupakan pe-laku aktif yang mengkonstruksi
pengetahuan dengan segenap potensi yang dimilikinya. Guru lebih berperan
sebagai fasilitator, mediator, dan dinamisator. Jadi guru tidak diperankan
sebagai subjek, melainkan se-bagai mitra belajar siswa. Beberapa metode yang
diterapkan di anta-ranya: metode jigsaw, metode tutor sebaya, metode problem
solving, dan semacamnya.
G. SISTEM PENILAIAN
PEMBELAJARAN
1. Sistem penilaian yang digunakan
pada kelas unggulan berpe-doman pada penilaian yang objektif,
komprehensif, dan sustainable. Dengan penilaian seperti itu siswa diharapkan
mendapatkan
informasi ten-tang kemajuan prestasi belajar secara objektif, komprehensif, dan
sustainable sehingga
mendorong dirinya untuk terus berkembang dan berprestasi. Bentuk-bentuk
penilaian tersebut
diantaranya adalah: penilaian portofolio, penilaian unjuk kerja (performance),
penilaian test, dan
sebagainya.
2. Sejalan
dengan penilaian tersebut, dalam kelas-kelas unggulan siswa harus ditargetkan
untuk meraih
prestasi minimal atau apa yang disebut dengan Standar Ketuntasan Belajar (SKBM)
lebih tinggi
diban-dingkan dengan kelas-kelas biasa. Bagi kelas Bilingual Bahasa Arab SKBM
pelajaran bahasa
Inggris yang disaratkan adalah 75, kelas Bi-lingual Bahasa Inggris SKBM untuk
pelajaran bahasa
Arab adalah 75, Kelas Sains SKBM untuk Bidang MIPA dan TIK 75, dan Kelas Bina
Prestasi seluruh
Bidang Studi SKBM-nya 8.
H. DESAIN KELAS
Guna mendorong siswa
untuk berpretsasi maksimal, maka desain kelas pada kelas-kelas unggul sedikit
berbeda dengan kelas-kelas biasa:
1. Pada
kelas bilingual Inggris dan Arab, kelas didesain sedemikian rupa untuk
menciptakan siswa
senang dan termotivasi belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab. Misalnya adanya
kamus Bahasa
Inggris dan Arab, buku-buku bacaan berbahasa Inggris dan Arab, CD Pembe-lajaran
Bahasa Inggris
dan Arab. Kemudian khusus untuk pelajaran berbahasa Arab secara gradual
menggunakan bahasa
Arab 100%. Demikian juga pada kelas Bilingual Inggris pada pembelajaran bahasa
Inggris secara
gradual menggunakan bahasa Inggris sampai 100%.
2. Pada
kelas MIPA atau Sains, kelas didesain sedemikian rupa untuk menciptakan siswa
senang dan
termotivasi belajar MIPA atau Sains.
3. Pada
kelas Bina Prestasi, kelas didesain sedemikian rupa untuk mendorong anak-anak
berprestasi
pada berbagai mata pelajarn. Oleh karena itu, dalam kelas Bina Prestasi ini
juga agak sedikir
berbeda. Jika di kelas-kelas lain, siswanya berjumlah 36 siswa, maka pada kelas
Bina Prestasi
hanya berjumlah 24 siswa. Selain itu di dalam kelas Bina Prestasi juga
disediakan berbagai fasilitas
lain, seperti in-ternet on line, LCD, komputer, ruangan full AC, TV Multimedia,
loc-ker kelas, dan
sebagainya
KELOMPOK 3
NURLINA
NURLINA
ROHNI BUDIHARTI
RAHMAT
RUKYATUL AINI
MUKMINAH